Hasil Panen Ketela di Pesisir Selatan Memuaskan

oleh -8401 Dilihat
oleh
Petani wilayah selatan Gunungkidul memanen ketela. KH
Petani wilayah selatan Gunungkidul memanen ketela. KH

TEPUS, (KH)— Para petani di kawasan pesisir selatan Gunungkidul cukup bahagia dengan hasil panen ketela mereka. Selain berbuah banyak, ketela yang mereka miliki rata-rata memiliki ukuran yang cukup besar.

Hama tikus yang biasanya menyerang sejak ketela berusia muda, kali ini binatang pengerat itu seakan tak mau mendekat ke area tanaman. Hampir semua tanaman bersih dari lubang-lubang tikus perusak tanaman.

Sebagian kecil petani di Kecamatan Tepus, Tanjungsari, Wonosari, dan Semanu saat ini mulai memanen ketela. Sebagian yang lain belum memulai panen karena menganggap keadaan cuaca yang masih sering hujan belum memungkinkan untuk menjemur gaplek.

“Rata-rata pohon ketela pada tahun ini bisa menjulang tinggi dan lebat. Cukup menyenangkan melihatnya, hampir bisa dipastikan tanaman dengan ciri-ciri fisik seperti itu ketelanya pasti besar,” ujar Tarno , petani asal Kudu Ngestirejo, Selasa (19/7/2016).

Hasil ketela ini berbanding terbalik dengan hasil panen padi beberapa bulan yang lalu. Saat itu kebanyakan tanaman diserang hama hingga membuat petani mengalami kerugian cukup besar.

Seperti biasanya, hasil panen ketela akan dijual dalam bentuk gaplek. Sedikit dari para petani yang memanfaatkan ketela untuk diolah menjadi bahan makanan yang memiliki nilai jual lebih tinggi.

Sebagian daerah yang telah memanfaatkan ketela sebagai bahan dasar olahan makanan adalah beberapa Padukuhan di Desa Ngestirejo, Desa Kemadang, Desa Hargosari Tanjungsari dan beberapa desa di Kecamatan Tepus. Hasil olahan makanan yang berbahan dasar ketela yang mereka hasilkan meliputi pathilo, keripik ketela, dan tepung kasava.

Namun sayang, kebanyakan para pengrajin ini biasanya hanya memanfaatkan hasil panen tahunan mereka sendiri sebagai bahan produksi. Mereka juga tidak produksi secara berkesinambungan dan industri ini tidak dijadikan sebagai mata pencaharian utama. (S. Yanto)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar