Harga Jual Palawija di Pasar Tan Kretek Turun

oleh -
oleh
Aktivitas jual beli di Pasar Palawija Tan Kretek Besole Baleharjo Wonosari. Foto: Juju.
iklan dprd
Aktivitas jual beli di Pasar Palawija Tan Kretek Besole Baleharjo Wonosari. Foto: Juju.
Aktivitas jual beli di Pasar Palawija Tan Kretek Besole Baleharjo Wonosari. Foto: Juju.

WONOSARI,(KH)— Harga jual palawija dari petani kepada tengkulak di Pasar Tan Kretek Wonosari Gunungkidul mengalami penurunan. Dari pantauan di pasar palawija terbesar di Gunungkidul yang terletak di sebelah timur Kali Besole Baleharjo Wonosari pada Jumat pagi (14/3/201), harga jual palawija mengalami penurunan dalam kisaran Rp 500 hingga Rp 2.000 per kilonya.

Seperti kacang tanah gelondongan yang awalnya dijual dengan harga Rp 11.000 kini dibeli hanya dengan Rp 9.500. Jagung yang awalnya dibeli dengan harga Rp 3.000 kini hanya dibeli dengan harga kisaran Rp 2.600 hingga Rp 2.700 per kilo.

Untuk harga kacang uwos (kacang yang sudah dikupas) mengalami penurunan harga jual kisaran Rp 1.500. Dari harga beli Rp 18.000 kini hanya dibeli dengan harga Rp. 16.500. Untuk harga kedelai dengan kualitas baik mengalami penurunan harga jual kisaran Rp 500, dari harga sebelumnya Rp 7.500 kini dibeli Rp 7.000.

Joko Surono, salah satu tengkulak yang memiliki kios di pasar Palawija Baleharjo mengatakan, penurunan harga beli ini sudah terjadi sejak sepekan terakhir. “Meski harga turun, petani yang menjual hasil panenanya semakin banyak,” ungkap Surono.

iklan golkar idul fitri 2024

Surono mengaku sudah menetapkan harga beli palawija sejak seminggu lalu. Dia menetapkan harga beli palawija sesuai dengan harga palawija di Jawa Tengah. “Tidak mungkin kami membeli dengan harga tinggi, karena nanti akan kita jual lagi ke pengepul di luar Gunungkidul,” katanya.

Kondisi yang sama juga dirasakan oleh Iswan, salah satu tengkulak lainnya, menurutnya turunnya harga jual palawija ini dipengaruhi adanya musim panen. “Banyak palawija yang dijual oleh petani jadi harganya turun,” papar Warga Kajar Wonosari ini.

Marto Rejo salah satu petani mengaku, ia terpaksa menjual hasil panennya untuk mencukupi kebutuhan hidup. “Mau nunggu harga naik sudah kalah dengan kebutuhan, sakpayu-payune wae [yang penting laku],” katanya. (Juju)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar