GUNUNGKIDUL, (KH),– Kabupaten Gunungkidul memiliki gedung layanan perpustakaan baru berukuran cukup besar. Peresmian gedung senilai Rp10 miliar tersebut dilalukan hari ini, Selasa (25/1/2022) oleh Bupati Gunungkidul, Sunaryanta bersama Kepala Perpusnas RI, Drs. Muhammad Syarif Bando serta dihadiri Anggota DPR RI Komisi X, My Esti Wijayanti.
Sunaryanta mengucapkan terimakasih kepada pemerintah pusat yang telah mengalokasikan anggaran guna mewujudkan gedung perpustakaan yang sangat representatif.
“Kami berharap masyarakat Gunungkidul memanfaatkan sebaik mungkin fasilitas yang cukup baik dan lengkap ini,” harap Sunaryanta.
Dengan semakin meningkatnya indeks literasi masyarakat, dia yakin perubahan kesejahteraan atau taraf hidup ke depan akan semakin baik.
Dalam kesempatan tersebut, Kelapa Dinas Perpustakaan Gunungkidul, Drs. Ali Ridlo MM menyebutkan, gedung dibangun melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pendidikan Subbidang Perpustakaan Daerah tahun anggaran 2021.
Senada dengan bupati, gedung yang telah selesai dibangun setinggi 3 lantai sangat representatif. Adapun tujuan dibangunnya gedung tak lain untuk meningkatkan minat dan kegeramaran membaca masyarakat. Dengan semakin meningkatnya indeks literasi masyarakat, Ali percaya kualitas hidup atau kesejahteraan akan semakin meningkat pula.
“Peningkatan literasi yang selama ini kami lakukan yakni dengan cara berjejaring dan berkolaborasi dengan instansi serta kelompok masyarakat. Spiritnya mengusung jargon ‘terbang menembus batas’. Diawali oleh pendahulu, OPD kami berusaha merubah pandangan bahwa perpustakaan tak hanya sebatas sebagai tempat menyimpan, membaca dan meminjam buku,” kata Ali.
Perpustakaan, sambung dia, juga sebagai tempat belajar dan berkegiatan yang berpotensi meningkatkan taraf hidup.
“Telah sesuai dengan program pembangunan perwujudan gedung, yakni peningkatan indeks literasi untuk kesejahteraan,” tegas Ali.
Dihadapan Kepala Perpusnas dan Anggota DPR RI, Ali mengulas tema program yang pernah dia usung dan telah berjalan. Nama program tersebut bernama ‘Bukit Idola’, yang punya kepanjangan: Buku, IT, Ide dan Dollar. Maksudnya, dengan membaca buku atau internet, orang lantas punya ide dan gagasan yang berpotensi menghasilkan uang melalui pembuatan produk dengan modal pengetahuan yang dihasilkan dari membaca.
Sementara itu, Muhammad Syarif Bando menegaskan, perwujudan gedung menjadi bagian tugas utama lembaga yang membidangi literasi, yakni untuk menggerakkan dan mendorong masyarakat agar mempercayai bahwa transfer pengetahuan ke manusia baik secara teori dan praktek hanya melalui membaca.
Dia yakin, budaya baca masyarakat cukup tinggi, hanya saja tidak didukung bahan bacaan yang sesuai kebutuhan masyarakat, diantaranya ketersediaan buku-buku ilmu terapan.
“Realisasi gedung ini merupakan wujud keberpihakan pemerintah pusat ke daerah untuk mempersiapkan infrastruktur pelayanan dasar bagi masyarakat, mempercepat pembangunan kabupaten, serta upaya mencapai target nasional terutama mendukung program presiden dalam hal meningkatkan kualitas sumber daya manusia,” terang Syarif Bando.
Untuk itu, gedung perpustakaan yang baru, merupakan salah satu langkah dalam rangka menyediakan wahana belajar yang terbuka luas bagi masyarakat. Kedepan agar diakses dan diambil manfaat sebesar-besarnya. (Kandar)