
TEPUS, (KH),– Setidaknya 10 ekor kambing didapati mati dengan luka bekas gigitan atau dikoyak hewan liar, Minggu, (10/9/2017). Selain itu terdapat satu ekor kambing yang mengalami luka di bagian kaki namun masih hidup.
Rinciannya, 8 kambing merupakan milik Sakim, warga Padukuhan Danggolo, Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus, Gunungkidul. sedangkan 3 kambing lain milik Kasimin warga Padukuhan Sureng 2, Desa Purwodadi. Semua kambing yang diserang hewan liar tersebut oleh pemilik ditaruh di kandang kambing yang berada di ladang, tepatnya di Alas Kerukan.
Peristiwa tersebut membuat warga setempat terheran-heran. Sebagaimana diungkapkan Kepala Padukuhan Danggolo, Iwan Alamsyah, yang menyatakan bahwa sebelumnya peristiwa serupa pernah terjadi. Lantas warga membawa pulang ternak agar dekat dengan rumah.
“Karena merasa sudah aman, selang tiga minggguan kambing-kambing warga kembali ditaruh di kandang yang berada di ladang. Ternyata kembali dimangsa hewan,” ungkap Iwan.
Warga memang tidak mengetahui secara pasti hewan apa yang memangsa kambing-kambing tersebut, namun banyak yang berspekulasi hewan tersebut merupakan sejenis anjing liar. Sebagai antisipasi, kandang kambing sudah dilindungi dengan pagar agak tinggi. Berdasar jejak yang ditemui, diduga kuat anjir liar mampu melompati pagar tersebut.
Sejak peristiwa yang terjadi pada Agustus lalu, beberapa pihak telah melakukan sejumlah upaya penanggulangan agar peristiwa serupa tidak terjadi. Pihak Desa Purwodadi melibatkan Polsek hingga mendatangkan Persatuan Penembak Indonesia (Perbakin) untuk melakukan perburuan.
“Warga pernah menembak satu anjing liar. Saya juga meminta bagi warga pemilik anjing piaraan yang kemudian menjadi liar agar ditembak saja,” ujar Iwan lagi.
Pihaknya bersama warga lain pada hari yang sama setelah kejadian, Minggu kemarin melakukan pengejaran berdasar jejak hewan liar tersebut. Namun tidak juga membuahkan hasil. Yang membuat warga lebih heran lagi, daging kambing yang mati seolah tidak berkurang dimakan hewan misterius.
Mereka menganggap hewan misterius hanya menghisap darahnya saja. Iwan kemudian kembali menghimbau warga di padukuhannya untuk membawa pulang ternak dari ladang. Bersama warga dirinya juga berniat menggalakkan ronda di malam hari di sekitar perkampungan dan juga kawasan ladang. (Kandar)