PATUK, (KH),– Kelompok Tani (Poktan) Rukun Makaryo, Panjatan, Pengkok, Patuk, Gunungkidul sungguh beruntung karena lahan yang digarap berdekatan dengan sumber air sungai Oya. Dengan memanfaatkannya sebagai sumber air untuk mengairi lahan, petani di kawasan ini mampu panen padi setidaknya dua kali dalam setahun.
Petani yang memanfaatkannya masih sebatas mereka yang memiliki lahan tak begitu jauh dari bantaran sungai. Sebab, pengairan mandiri dan terbatas menjadi kendala jika akan melakukan pengairan dalam skala yang luas.
Namun, setelah fasilitas irigasi perpompaan diberikan Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Gunungkidul, upaya pengiran lahan semakin memiliki jangkauan yang luas. Selain itu upaya pengairan lebih efektif dan efisien.
“Kami tidak khwatir lagi kekurangan air. Bahkan tidak hanya kali, kami akan menanam padi 3 kali dalam setahun,” terang Ketua Poktan Rukun Makaryo, Jamari (64) disela peresmian irigasi perpompaan, akhir pekan lalu.
Menurutnya, dengan sarana irigasi itu, potensi lahan padi yang bisa dialiri air antara 20 sampai dengan 30 hektar. Sementara di kawasan pembangunan sarana irigasi terdapat lahan pertanian seluas 45 hektar. Selain padi, biasanya masyarakat menanaminya dengan palawija.
Sebagaimana hasil panen padi musim ke-2 yang dilaksanakan bersamaan dengan peresmian sarana irigasi, hasil ubinan menunjukkan produktivitas 8,6 ton Gabah Kering Panen (GKP) per hektar atau 7,24 ton Gabah Kering Giling (GKG) per hektar.
Dalam kesempatan hadir pada peresmian irigasi, Wakil Bupati Gunungkidul, Immawan Wahyudi mengajak mensyarakat bersyukur dengan adanya tambahan fasilitas irigasi perpompaan yang kelak dapat meningkatan kesejahteraan petani.
Dengan adanya irigasi perpompaan, petani dinilai lebih mudah mendapatkan air sehingga pertanaman lebih subur serta hasilnya lebih baik. “Semuanya itu bagian upaya untuk mengurangi kemiskinan masyarakat Gunungkidul. Kami tahu masyarakat Gunungkidul merupakan tipe pekerja keras sehingga dengan adanya bantuan sarana seperti irigasi perpompaan akan dapat dimanfaatkan dengan baik,” jelas Immawan.
Sementara itu, Kepala DPP Gunungkidul, Ir. Bambang Wisnu Broto menjelaskan, saat ini di Gunungkidul telah memasuki masa panen musim kedua. Luas pertanaman padi di musim kedua mencapai 8.522 hektar. Dari total luasan pertanaman telah dipanen 1.672 hektar di bulan Juni.
“Sisanya akan di panen di bulan Juli. Kami berharap para petani memanfaatkan infrastruktur air yang telah dibangun untuk memperluas pertanaman padi, khususnya di musim tanam ketiga sehingga indeks pertanaman (IP) padi meningkat,” harap Bambang.
Ka DPP juga mebgingatkan masyarakat agar ikut melestarikan sumber air dengan penanaman pohon pohon besar pengikat air, seperti pohon beringin, Gentungan, Gayam, Jambu alas dan lain-lain di dekat sumber air atau disepanjang aliran sungai.
“Jauh lebih ebih baik mewariskan mata air. Jangan sampai para petani mewariskan kepada generasi penerus air mata,” imbau kepala DPP. (Kandar)