Pada peta tersebut ditaruh puluhan barcode sesuai letak dusun. Pengunjung yang ingin melihat potensi Kalurahan bisa memindai barcode tersebut.
“Hasil scan gawai, akan diarahkan ke aplikasi pemutar video yang berisi konten potensi kalurahan, baik seni, kerajinan dan produk lain hasil karya warga,” kata Lurah Gari, Widodo belum lama ini.
Dia menyebut, tema stand sengaja dibuat mengikuti perkembangan teknologi. Menurutnya hal itu merupakan upaya penyelarasan dengan budaya modern khususnya kemajuan teknologi yang semakin hari semakin dinamis.
“Gerak kebudayaan mestinya bisa seiring sejalan dengan segala sesuatu yang baru, seperti kemajuan teknologi,” kata Widodo lagi.
Tiap barcode, lanjutnya, akan menampilkan atau memberi informasi potensi kalurahan secara efektif dan lengkap. Pengunjung tak perlu repot menunggu penjelasan dari petugas jaga pada stand yang berada di sebelah barat alun-alun itu. Sebab, tayangan audio video menjadi media yang cair dan mudah dipahami.
Pada kesempatan pembukaan Gelar Potensi, Bupati Gunungkidul Sunaryanta mengatakan, segenap upaya pelestarian budaya tak perlu antipati dengan kemajuan zaman.
“Justru harus menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Seperti kemajuan teknologi seperti saat ini,” kata Sunaryanta.
Dengan begitu, dia berharap, generasi muda yang lekat dengan teknologi digital dapat lebih banyak punya kesempatan atau turut berperan melestarikan kebudayaan daerah dan lokalitas. (Kandar)