Dalam paparannya, Iqbal menekankan bahwa salah satu perhatian utama BKKBN saat ini adalah peningkatan kualitas hidup lansia di tengah meningkatnya populasi usia lanjut, khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta.
“DIY merupakan provinsi dengan persentase lansia tertinggi di Indonesia, yaitu mencapai 16,6 persen dari total penduduk sekitar 3,8 juta jiwa. Sekitar 600 ribu penduduk DIY adalah lansia,” ujar Iqbal.
Menjawab tantangan tersebut, BKKBN telah mengembangkan 21 sekolah lansia di wilayah DIY sebagai salah satu strategi untuk meningkatkan peran serta lansia dalam keluarga dan masyarakat. Program ini juga diharapkan dapat direplikasi di Kabupaten Gunungkidul.
“Kami berharap sekolah lansia ini juga bisa dikembangkan di Gunungkidul, sebagai wadah untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, serta peran aktif lansia dalam mendukung keluarga multigenerasi,” tambah Iqbal.
Menurutnya, lansia tidak hanya perlu diperhatikan dari aspek kesehatan dan kesejahteraan, tetapi juga dari sisi kontribusi sosial. Lansia memiliki potensi besar sebagai penjaga nilai-nilai keluarga, pengasuh cucu, dan penguat ketahanan keluarga.
Dalam kesempatan tersebut, BKKBN DIY juga memaparkan lima program prioritas tahun 2025, yang tetap menyentuh berbagai aspek ketahanan keluarga, termasuk peran lansia di dalamnya. Kelima program tersebut adalah:
Pelayanan keluarga berencana yang berkualitas
Penguatan perkembangan anak sejak dini
Pencapaian generasi emas
Dukungan terhadap Asta Cita Presiden dalam peningkatan SDM
Pengurangan kemiskinan melalui pendekatan keluarga
Iqbal juga menekankan pentingnya pendampingan bagi calon pengantin serta peran penyuluh KB yang tersebar di setiap kalurahan.
“Kami sudah menjalankan program pendampingan keluarga melalui penyuluh KB. Di Gunungkidul, saat ini ada 41 penyuluh KB yang bertugas,” jelasnya.
Selain itu, Iqbal menjelaskan bahwa penguatan keluarga juga dilakukan melalui berbagai gerakan seperti Gerakan Teladan Ayah Indonesia dan Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING). Dalam konteks ini, peran orang tua termasuk lansia dinilai krusial dalam membentuk pola asuh yang sehat dan mendukung tumbuh kembang anak.
“Kami ingin keluarga Indonesia menjadi ekosistem yang saling mendukung. Lansia, sebagai bagian dari keluarga multigenerasi, memiliki peran vital dalam proses ini,” tegasnya.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Bupati Gunungkidul, Joko Purnomo, menyambut baik inisiatif BKKBN, termasuk gagasan pengembangan sekolah lansia. Ia juga menggarisbawahi pentingnya data yang akurat sebagai dasar program kebijakan.
“Stunting dan kemiskinan menjadi masalah serius di Gunungkidul, namun kami juga menyadari bahwa peran keluarga, termasuk lansia, sangat penting dalam penanganannya,” ujar Joko.
Ia menyatakan kesiapannya untuk mendukung langsung pelaksanaan program-program BKKBN, termasuk penguatan peran lansia dan pelibatan masyarakat secara menyeluruh.
“Saya siap turun ke lapangan. Kita harus pastikan kapan survei dilakukan dan standar apa yang digunakan, supaya hasilnya betul-betul bisa kita jadikan acuan,” tegasnya.
Sebagai penutup audiensi, dilakukan penyerahan simbolis Dana Alokasi Khusus – Bantuan Operasional Keluarga Berencana (DAK-BOKB) Tahun Anggaran 2025 dari Kepala Perwakilan BKKBN DIY, Mohamad Iqbal Apriansyah, kepada Wakil Bupati Gunungkidul Joko Purnomo. Bantuan ini diharapkan dapat memperkuat implementasi program-program keluarga berencana dan ketahanan keluarga, termasuk program untuk lansia, di seluruh wilayah Kabupaten Gunungkidul. (*)