Berkah Hujan Bagi Penjual Tanaman Cabai

oleh -
oleh
iklan dprd

PALIYAN, (KH) — Berkah datangnya hujan tidak hanya dirasakan oleh petani yang menanti datangnya hujan untuk kembali bercocok tanam. Ternyata berkah dari datangnya hujan juga dirasakan oleh pedagang tanaman cabai dan terong.

 

Widodo (67) salah satu penjual tanaman cabai dan terong memaparkan, semenjak hujan pertama di Gunungkidul beberapa minggu yang lalu omset penjualan tanaman cabai meningkat. “Dalam sehari rata-rata 200 tanaman cabai laku terjual”, kata warga Cikal Watusigar Ngawen tersebut.

 

iklan golkar idul fitri 2024

Ia menjelaskan, dirinya lebih memilih menjadi penjual tanaman cabai dibanding menjadi petani cabai. “Naik turunnya harga cabai membuat penghasilan juga tidak stabil”, jelasnya.

 

Lebih lanjut ia menambahkan, jika bibit cabai yang dijual adalah hasil dari tanamannya sendiri. Kapasitas air yang mencukupi di desanya membuat Widodo menanam cabai saat musim kemarau dan nantinya akan dijual ketika memasuki musim penghujan.

 

Bersama istrinya Widodo selalu mengunjungi setiap pasar yang berada di Gunungkidul. Pada awal musim hujan tahun ini dalam waktu sehari Widodo memdapatkam penghasilan yang cukup fantastis. “Tergantung ramai atau tidak pasar yang dituju, namun dari 3 minggu yang lalu rata-rata mendapatkan uang Rp 400-500 ribu,” terangnya.

 

Widodo menjual bibit cabai seharga Rp 2 ribu untuk satu ikat yang berisi 15-20 batang bibit tanaman cabai. Begitu pula dengan bibit tanaman terong yang dihargai Rp 2 ribu per ikatnya. “Seperti tahun-tahun sebelumnya sepanjang hujan masih turun peminat tanaman cabai juga tetap ada”, tandasnya.

 

Sementara itu salah satu warga, Wastiyem (68) warga Banyusoco Playen, mengaku setiap hujan tiba ia memilih menanam cabai sendiri untuk kebutuhan sehari-hari. “Setiap musim hujan menanam lebih dari 50 pohon cabai di pekarangan rumah. Dari pada membeli cabai, lebih baik menanam sendiri”, katanya.

 

Wastiyem menambahkan, tanaman cabai yang ditanam menghasilkan cabai yang sama seperti di pasaran. “Justru lebih irit jika menanam sendiri, karena bisa awet untuk beberapa bulan asal dirawat secara benar”, pungkasnya.(Atmaja/Tty)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar