GUNUNGKIDUL, (KH),– Keraton Ngayogyakarta melarang warga yang tergabung dalam Pokdarwis Watu Kodok memanfaatkan bukit di kawasan Pantai Watu Kodok di Kalurahan Kemadang, Kapanewon Tanjungsari, Gunungkidul.
Larangan tegas diwujudkan dengan pemasangan portal akses jalan menuju bukit pantai tersebut pada Jumat, (26/2/2022). Wakil Penghageng II Tepas Panitimismo Kraton Ngayogyakarta, KRT. Suryo Satrianto menandaskan, pemasangan portal merupakan realisasi program kerja Tepas Panitikismo Kraton Ngayogyakarta tahun ini.
Dia berdalih kasultanan punya konsep sendiri mengenai pengembangan kawasan tersebut. Sehingga, pokdarwis yang selama ini bersiap memanfaatkan tanah berstatus Sultan Ground (SG) itu tidak diperkenankan lagi melanjutkan pengelolaan.
“Pemanfaatan lahan selama ini tanpa ijin dari Panitikismo. Saat ini memang sedang dilaksanakan penataan tanah SG,” kata KRT Suryo.
Panitikismo ia nyatakan juga tidak berkenan jika lahan beralih fungsi. Pemasangan portal sepanjang 15 meter dan tinggi 3 meter tersebut merupakan opsi terakhir karena sebelumnya papan peringatan yang dipasang serta sosialisasi tidak digubris.
Dia juga menyampaikan, meski tindakan tegas tersebut telah diambil, kesempatan mediasi masih dibuka bagi masyarakat atau Pokdarwis.
Pemasangan portal mendapat pengawalan ketat petugas kepolisian dari Polres Gunungkidul serta Polsek setempat.
Humas Pokdarwis Watu Kodok, Surahman mengaku tahu bahwa tanah tersebut berstatus SG. Akan tetapi Pokdarwis belum mendapat fasilitasi mediasi dengan Panitikismo.
“Kami siap menyesuaikan apa yang menjadi prosedur dan ketentuan Panitikismo,” kata Surahman.
Dia tetap meminta Panitikismo tidak menutup kawasan bukit yang tengah disiapkan untuk dikelola.
“Kami harap Panitikismo memperbolehkan warga mengelola kawasan tersebut. Saat ini sedang kami bangun akses jalan secara swadaya dengan teman-teman Pokdarwis,” imbuhnya.
Kawasan bukit yang mendukung untuk kegiatan camping oleh Pokdawis akan didirikan lapak yang menyediakan aneka kebutuhan orang saat berwisata. Termasuk diantaranya warung makan. Sama dengan lapak yang berada di sisi bawah atau kawasan pantai. Sejauh ini persiapan dilakukan dengan membuat akses jalan dan menyiapkan areal publik untuk camping.
“Jumlah anggotanya 45-an. Karena kawasan di dekat pantai tidak muat kami berinisiatif akan mengoptimalkan kawasan bukit Pantai Watu Kodok,” terangnya.
Pihaknya membenarkan objek kawasan yang dulu pernah menjadi polemik sekitar 2011 hingga 2015 kemudian menimbulkan keributan, masih sama dengan objek yang sekarang kembali menjadi polemik.
“Iya, kawasan yang saat ini diportal termasuk yang dulu timbul konflik itu,” tandasnya.
Surahman juga menyampaikan menyusul penutupan akses ke bukit, akan menggelar rapat koordinasi dengan seluruh anggota Pokdarwis guna menentukan langkah dan sikap ke depan.
“Kami akan rapat dulu. Nanti kami informasikan langkah kami seperti apa,” tukas Surahman. (Kandar)