Wonosari, (KH)– Keberadaan Baron Technopark yang terletak di Desa Planjan, Kecamatan Saptosari diharapkan bisa menjadi pusat edukasi pendukung keberadaan sektor wisata yang ada di Gunungkidul. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Unggul Priyanto saat mengunjungi Baron Technopark bersama Sri Sultan Hamengkubuwono X Kamis (03/12).
“Kenaikan bahan bakar minyak menyebabkan peningkatan biaya operasional pembangkit listrik tenaga diesel konvensional yang tinggi terutama wilayah pedesaan dan wilayah terpencil, belum lagi tingginya biaya transpotasi bahan bakar minyak ke wilayah-wilayah tersebut. Hal tersebut menjadi tantangan bagi Indonesia untuk mengatasi ketergantungan energi dari penggunaan bahan bakar minyak,” ucapnya
Baron Technopark nantinya akan dijadikan pilot project dalam pengembangan energi terbarukan yang memiliki tiga fungsi utama yaitu sebagai pusat penelitian dan pengujian (teknologi), penghasil energi (energi re-newable) dan kedepan dapat digunakan sebagai wahana rekreasi.
“Baron Technopark pemanfaatannya untuk menjawab tantangan terhadap ketergantungan energi minyak dengan energi yang terbarukan dengan mengintegrasikan sumber-sumber energi terbarukan antara lain matahari, angin dan biofuel karena indonesia kaya akan sumber energi tersebut” imbuhnya.
Saat ini di kawasan Baron Technopark sedang dikembangkan energi terbarukan mulai dari listrik tenaga bayu atau angin dengan kapasitas 15 kilowatt, listrik tenaga surya dengan kapasitas 40 kilowatt, listrik tenaga diesel berbahan baku biofuel dengan kapasitas 100 kilowatt. Nantinnya, tenaga yang dihasilkan akan menjadi daya sebagai bahan operasinal peralatan yang ada di lokasi tersebut. (Maria Dwi Anjani)