
GUNUNGKIDUL, (KH),– Banyak kerusakan yang ditimbulkan akibat naiknya gelombang pantai selatan di Gunungkidul. Sebagian berpendapat peristiwa tersebut merupakan musibah karena merugikan.
Namun, Koordinator Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah II Gunungkidul, Marjono menanggapi bijak terkait gelombang tinggi yang terjadi sejak beberapa hari kemarin. Karena merupakan bagian dari sebuah siklus alam peristiwa gelombang tinggi sebenarnya tidak akan mengakibatkan kerusakan jika masyarakat memahami ekosistem alami di kawasan pantai.
Pemahaman hendaknya diikuti kesadaran, misalnya saat membangun lapak atau gazebo dengan mempertimbangkan jarak aman dari gerak gelombang baik saat tinggi maupun landai.
“Bangunan yang terlalu dekat dengan pantai kemudian terkena ombak tinggi merupakan kewajaran, karena wilayah tersebut sejak nenek moyang memang milik laut,” tandas Marjono.
Dengan kata lain, gelombang tinggi karena pengaruh alam atau siklus cuaca tidak dapat disalahkan. Dirinya menghimbau, untuk selalu menempatkan pada posisi aman jika ingin mendirikan lapak atau gazebo. Memindahkan fasilitas jauh dari garis pantai. Kemudian jika sedang terjadi gelombang tinggi baik nelayan, pelaku usaha, dan wisatawan harus menghindari beraktivitas di pantai.
Berdasar pendataan yang dilakukan, berikut data jumlah kerusakan dibeberapa pantai;
Di Pantai Somandeng : 15 gazebo rusak, Pantai Ngandong : 2 gazebo roboh, 3 lapak rusak dan 4 warung makan jebol di bagian tembok. Pantai Drini : 5 kapal rusak, 1 gazebo hilang terbawa gelombang, 3 gazebo rusak, 1 lapak rusak, dan 20 set jarring hilang.
Sementara di Pantai Sepanjang 4 gazebo rusak berat, 8 gazebo rusak ringan, 1 rumah tergenang air laut. Di Pantai Pulang Sawal : 3 lapak rusak, Pantai Baron : Cor beton pipa PDAM terkikis, Pantai Gesing : 2 gerobak bakso rusak, 1 gerobak bakso hilang, peralatan dapur dan warung hilang, dan tanggul parkir ambrol. (Kandar)