TANJUNGSARI,(KH).– Nasib Proyek Baron Technopark hingga kini masih belum terang benderang. Proyek pembangkit listrik yang berawal dari dana hibah Pemerintah Norwegia ini hingga kini belum dapat memberikan manfaat seperti yang digadang-gadang masyarakat.
Saat KH datang ke lokasi Baron Technopark, suasana justru diramaikan oleh para wisatawan yang hendak menikmati keindahan laut dari lokasi proyek ini. Bahkan serombongam wisatawan yang mengaku dari Yogyakarta menyempatkan menggelar tikar dan makan siang di tempat ini, tepat di sebelah selatan bangunan yang di dalamnya berisi perlengkapan proyek dan mesin.
Keadaan tiang lampu penerangan terlihat tak terurus. Beberapa tutup lampu di antaranya telah terkorosi air hujan seakan hampir copot dan hampir jatuh. Area pembangkit listrik tenaga surya yang berada di sebelah selatan juga tampak dipenuhi rerumputan liar.
Beberapa menara tampak masih kelihatan megah, meski ada beberapa bagian besi yang patah. Dua kincir angin yang entah masih berfungsi atau tidak justru beralih fungsi menjadi pemandangan menarik bagi wisatawan. Baling kincir-kincir ini berputar pelan terterpa angin yang cukup kencang.
Tak ada satu pun teknisi atau petugas yang bisa ditemui KH untuk memberikan keterangan. Satu-satunya petugas yang ada hanya penjaga bangunan bernama Mardi. Ia tak bersedia memberikan keterangan apa pun terkait keadaan bangunan dan Proyek Baron Technopark.
“Maaf, bukan kapasitas saya memberikan keterangan soal ini. Kalau terkait wisatawan, cukup banyak yang datang kemari apa lagi di hari libur lebih ramai,” ucap Mardi, Sabtu (25/10/2014).
Mardi sedikit menjelaskan, kalau ia telah bekerja sebagai penjaga bangunan ini selama 3 tahun. Selain itu jumlah penjaga di siang hari hanya 1 orang, sedangkan bila malam hari sebanyak 2 orang.
Tak ada aktivitas yang terlihat terkait proyek kelistrikan ini. Mesin-mesin yang bisa terlihat dari luar ruangan tampak terbiarkan saja.
Aktivitas yang terlihat adalah pekerjaan renovasi gedung utama bercat putih yang membujur dari selatan ke utara. Beberapa pekerja bangunan terlihat sedang memasang kusen jendela. Bangunan bercat putih yang tadinya tanpa jendela itu, kali ini terlihat terpasang beberapa kusen meski tanpa daun jendela.
Setelah diresmikan pada pertengahan Juni 2012 silam, yang juga dihadiri Dubes Norwegia untuk Indonesia Eivind Homme, proyek ini terlihat mandek di tengah jalan. (Maryanto/Jjw).
Saat KH datang ke lokasi Baron Technopark, suasana justru diramaikan oleh para wisatawan yang hendak menikmati keindahan laut dari lokasi proyek ini. Bahkan serombongam wisatawan yang mengaku dari Yogyakarta menyempatkan menggelar tikar dan makan siang di tempat ini, tepat di sebelah selatan bangunan yang di dalamnya berisi perlengkapan proyek dan mesin.
Keadaan tiang lampu penerangan terlihat tak terurus. Beberapa tutup lampu di antaranya telah terkorosi air hujan seakan hampir copot dan hampir jatuh. Area pembangkit listrik tenaga surya yang berada di sebelah selatan juga tampak dipenuhi rerumputan liar.
Beberapa menara tampak masih kelihatan megah, meski ada beberapa bagian besi yang patah. Dua kincir angin yang entah masih berfungsi atau tidak justru beralih fungsi menjadi pemandangan menarik bagi wisatawan. Baling kincir-kincir ini berputar pelan terterpa angin yang cukup kencang.
Tak ada satu pun teknisi atau petugas yang bisa ditemui KH untuk memberikan keterangan. Satu-satunya petugas yang ada hanya penjaga bangunan bernama Mardi. Ia tak bersedia memberikan keterangan apa pun terkait keadaan bangunan dan Proyek Baron Technopark.
“Maaf, bukan kapasitas saya memberikan keterangan soal ini. Kalau terkait wisatawan, cukup banyak yang datang kemari apa lagi di hari libur lebih ramai,” ucap Mardi, Sabtu (25/10/2014).
Mardi sedikit menjelaskan, kalau ia telah bekerja sebagai penjaga bangunan ini selama 3 tahun. Selain itu jumlah penjaga di siang hari hanya 1 orang, sedangkan bila malam hari sebanyak 2 orang.
Tak ada aktivitas yang terlihat terkait proyek kelistrikan ini. Mesin-mesin yang bisa terlihat dari luar ruangan tampak terbiarkan saja.
Aktivitas yang terlihat adalah pekerjaan renovasi gedung utama bercat putih yang membujur dari selatan ke utara. Beberapa pekerja bangunan terlihat sedang memasang kusen jendela. Bangunan bercat putih yang tadinya tanpa jendela itu, kali ini terlihat terpasang beberapa kusen meski tanpa daun jendela.
Setelah diresmikan pada pertengahan Juni 2012 silam, yang juga dihadiri Dubes Norwegia untuk Indonesia Eivind Homme, proyek ini terlihat mandek di tengah jalan. (Maryanto/Jjw).