Alokasi Pupuk Bersubsidi Dari Pusat Bagi Gunungkidul Capai Puluhan Ribu Ton

oleh -1353 Dilihat
oleh

PLAYEN, (KH),– Alokasi pupuk bersubsidi dari Pemerintah Pusat naik dibanding musim tanam sebelumnya. Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Gunungkidul, Bambang Wisnu Broto pertengahan pekan ini saat mendampingi kunjungan Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Gunungkidul ke Kelompok Tani (Poktan) Karangrejo, Padukuhan Sawahan II, Kalurahan Bleberan, Kapanewon Playen.

Bambang merinci, alokasi terbaru untuk pupuk jenis urea mencapai 13.587 ton. Saat ini sudah ditebus sebanyak 6.133 ton atau sekitar 45%. Untuk alokasi pupuk NPK totalnya sebanyak 5.763 ton sementara telah ditebus 3.506 ton atau mencapai 61%.

“Untuk pupuk SP-36 dari alokasi 782 ton sudah ditebus 391,5 ton atau sekitar 50%, pupuk ZA dari alokasi 771 ton sudah ditebus 538 ton atau 69%, sementara pupuk organik alokasi 181 ton sudah ditebus 114 ton atau mencapai 63%,” ungkap Bambang.

Dengan jumlah alokasi sekarang ini, dirinya memastikan ketersediaan pupuk bersubsidi sangat mencukupi untuk kebutuhan hingga Desember 2020.

Pihaknyabjuga melaporkan, bahwa berdasar ramalan BMKG hujan normal turun di Gunungkidul akan dimulai akhir Oktober 2020 sampai awal Nopember 2020. Untuk kebutuhan benih unggul tanaman pangan, DPP telah mendistribusikan bantuan pemerintah pusat berupa benih padi inbrida untuk lahan seluas 4000 hektar, benih jagung hibrida seluas 2000 hektar, dan benih padi gogo 5000 hektar.

Dalam pemantauan persiapan musim tanam, Komisi B DPRD Gunungkidul ingin memastikan sejauhmana kelancaran penyaluran pupuk dan benih.

Bersamaan dengan itu, Komisi B juga meninjau sejauhmana progres program Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) yang diterima Poktan Karangrejo.

“Komisi B ingin mengatahui perkembangannya,” demikian ujar Wakil Ketua Komisi B, Bambang Supriyanto.

Kadus Sawahan II sekaligus Ketua Poktan Karangrejo, Sumarno menjelaskan tentang progres program UPPO. Kata dia, saat ini telah dilaksanakan pembangunan kandang komunal, rumah fermentasi/pengolahan pupuk, pengadaan mesin APO dan motor roda 3, serta 8 ekor sapi.

Diungkapkan, saat ini telah berhasil melakukan produksi perdana dengan total mencapai 2,5 ton. Keseluruhan sudah laku terjual dibeli oleh anggota yang membutuhkan. Adapun produksi kedua masih dalam proses sebanyak 1,5 ton.

“Akan terus berproduksi untuk mencukupi pupuk organik masyarakat tani,” kata Sumarno.

Ditanya soal harga, Kelompok tani memberlakukan dua jenis harga. Pertama, Rp 25.000 per zak bagi anggota dan ke dua Rp 28.000 per zak bagi warga di luar anggota. [Kandar]

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar