GUNUNGKIDUL, (KH),– Menghadapi Coronavirus Diseae (Covid-19), berbagai negara memiliki varian respon kebijakan yang berbeda-beda. Kebijakan pemerintah Indonesia yang sudah ditempuh seperti Work From Home (WFH), Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), penyemprotan disinfektan dan termasuk ‘lockdown parsial mandiri’ inisiatif dari warga.
Sayangnya tidak semua basis pekerjaan bisa dilakukan secara Work from Home (WFH) seperti para pekerja informal. Hal tersebut tentu mengakibatkan adanya penurunan perekonomian masyarakat.
Akibatnya banyak yang terdapak. Dalam konteks Gunungkidul, kisarannya, dapat dilihat dari jumlah angkatan kerja di Gunungkidul. Contoh untuk tahun 2018, sebesar 446.487 orang didominasi bekerja di sektor informal (BPS Gunungkidul, 2019).
Dinamika lain yang terjadi selama pandemi terjadiya fenomena penyalahgunaan masker medis untuk umum sehingga Alat Pelindung Diri (APD) tenaga medis terbatas.
Di Kabupaten Gunungkidul, risiko penyebaran Coronavirus Diseae (Covid-19) semakin mengkhawatirkan, mengingat mobilisasi arus pemudik dari episentrum Covid-19 di Jabodetabek cukup tinggi.
Merespon hal itu, kolektif organisasi/ komunitas baik pelajar, mahasiswa, pemuda, seniman dan berbagai basis aktivis menganggas #GKLawanCorona : Gerakan Masker Untuk Warga dengan tagline Ora Tepung, Tetep Tinulung. Gerakan berbasis gotong royong, egaliter (terbuka-setara), independen (non partisan) dan kemanusiaan, dimana bertujuan untuk mengurangi dan menekan penyeberan dampak Covid-19 di Kabupaten Gunungkidul.
Koordinator relawan, Joko Susilo menyampaikan, gerakan diinisiasi dan dirumuskan pada minggu ke-3 Maret 2020 lalu. Setidaknya telah tergabung 48 komunitas/ organisasi/ sanggar maupun universitas.
“Terinspirasi dari gerakan #MaskForAll di Korea Selatan dan Ceko. Program utama gerakan adalah pembuatan/ pembagian masker pocket non medis, handsinitazier, peralatan cuci tangan portable, alat sekolah/ sembako dan edukasi terhadap warga,” kata Joko, Jum’at, (1/5/2020).
Sambung dia, secara khusus juga berupaya menguatkan dan me-redistribusi perekonomian warga di Gunungkidul melalui program lelang masker #WargaBantuWarga.
Kegiatan ini dilaksanakan pada 11-30 April 2020, dengan target pekerja informal dan pelajar yatim/ piatu di 18 kecamatan se-Gunungkidul.
Dimana penggalangan donasi dimulai pada 11-24 April dan penyaluran donasi dilaksanakan dalam tiga gelombang pada tanggal 25-30 April 2020. Gelombang I terdiri dari kecamatan Karangmojo, Semanu, Ngawen, Wonosar, Ponjong. Gelombang II terdiri dari kecamatan Paliyan, Gedangsari, Playen, Nglipar, Semin.
“Sedangkan gelombang III terdiri dari kecamatan Patuk, Tanjungsari, Tepus, Rongkop, dan Panggang,” tukas dia. (Kandar)