Menurutnya, menyikapi era digital dewasa ini, Banser tidak boleh lagi gagap teknologi apalagi gagal paham dalam memahami perkembangan berita yang aktual, Banser harus mampu andil dalam memerangi berita hoax, dengan cara yang santun.
“Sedangkan dalam segi kepemimpinan, Banser harus tetap satu komando, harus loyal kepada kyai dan pimpinan korps. Jiwa korsa senantiasa tetap menggelora dan berani menghadapi segala rintangan,” urai Sidiq.
Dirinya berharap, sebagai wadah pergerakan pengkaderan, diklatsar memunculkan generasi muslim yang taat dan memiliki rasa hubul wathoniyah pada NKRI. Selain itu seorang banser harus benar-benar siap dan rela dalam ikut serta mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan segala kemampuan yang dimilikinya.
Sementara itu, pada upacara penutupan diklatsar, pembina upacara, Labib Junaidi senada dengan Sidiq, bahwa Kader NU merupakan kader bangsa yang harus selalu siap turut mempertahankan NKRI.
“Harus selalu taat dan Tawadlu’ dengan kyai atau Ulama’ NU.Harus tetap dalam satu Komando dalam setiap Kegiatan,” tandasnya.
Ketua PC GP Ansor Gunungkidul ini menambahkan, Banser juga harus melek Informasi, dan Media Sosial sehingga tdak gampang gagal memahami berbagai informasi dan isu.
Pada kegiatan diklatsar tersebut juga diselipi materi Peraturan Baris Berbaris (PBB) dan Bela Negara dari Kodim 0730 Gunungkidul dan Safety Lalu Lintas dari Polres Gunungkidul. (Kandar)