WONOSARI,(KH)— Maraknya aksi radikalisme di Indonesia dan tidak sedikit pula pelaku serta korbannya adalah para remaja yang masih berstatus pelajar membuat prihatin berbagai pihak. Salah satu pemangku kepentingan yang berperan penting adalah sekolah sebagai wadah pembinaan kader generasi penerus bangsa.
SMK YAPPI Wonosari yang merupakan sekolah di bawah naungan Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama menyadari peran penting tersebut. Pihaknya senantiasa terus melakukan upaya membangun anak didik menjadi remaja yang mampu menimba ilmu, menggali potensi menjadi generasi yang cerdas, terampil dan berakhlak.
SMK YAPPI Wonosari ternyata memiliki cara khusus untuk menjaga para siswanya agar tidak terjerumus masuk ke dalam kelompok radikal yang menyesatkan. Drs Mustangid MPd, Kepala SMK YAPPI Wonosari sekaligus Ketua LP Ma’arif Gunungkidul saat ditemui KH di sekolah mengatakan, bahwa sekolah adalah salah satu pihak penting yang berperan dalam mengarahkan para remaja dalam hal positif.
“SMK YAPPI Wonosari ini kan di bawah naungan Nahdlatul Ulama yang memiliki semangat kebangsaan atau nasionalisme, dan menganut paham Ahlussunah Wal Jama’ah. Maka dari itu, sumber pemikiran bagi Nahdlatul Ulama (NU) tidak hanya Al-Quran dan Sunnah, tetapi juga menggunakan kemampuan akal ditambah dengan realitas empirik,” ujar Mustangid, Jum’at (17/4/2015).
Ia juga menambahkan, SMK YAPPI Wonosari membuat kegiatan ekstra kurikuler yang menyeimbangkan otak kanan dan kiri, menanamkan nilai nilai kebangsaan pada para siswa, memberikan kebebasan berekpresi dalah hal positif, serta melengkapi buku buku di perpustakaan sebagai bahan referensi para siswa agar tidak hanya memahami semuanya dari hitam dan putihnya saja. Sekolah telah melengkapi fasilitas perpustakan baik dari koleksi buku dan juga koneksi internet sebagai sarana siswa mencari bahan pembanding dari berbagai sumber dan tidak serta merta membenarkan satu sumber saja.
Sekolah juga selektif dalam memberikan buku pelajaran kepada siswa. Sebelum dibagikan, pihak sekolah dari masing masing mata pelajaran meneliti dan menyortir apakah buku layak untuk dibagikan ataupun tidak. Hal ini untuk meminimalisir adanya konten radikalisme yang terselip di dalam buku.
“Diharapkan SMK YAPPI Wonosari ke depan mampu mengarahkan para siswa ke hal positif dan memantapkan sifat nasionalisme agar generasi muda, terutama di Kabupaten Gunungkidul bisa menjadi penerus yang bisa membanggakan dan menjadi tauladan sesama,” pungkas Mustangid. (Hari)