2 Bulan Dilarang, Kini Ternak Gunungkidul Dari Kawasan Endemik Antraks Boleh Dijual

oleh -1226 Dilihat
oleh
Pembatasan lalu lintas ternak. Petugas melarang ternak dari endemik masuk ke pasar hewan Januari 2020 lalu. (KH/ Kandar)
ucapan Natal Golkar

GUNUNGKIDUL, (KH),– Kasus antraks tidak lagi muncul di Gunungkidul. Hal tersebut disebutkan Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Gunungkidul, Bambang Wisnu Broto belum lama ini di Wonosari.

Tidak adanya kasus antraks atau hewan ternak mati setidaknya setelah 20 hari sejak hari terakhir pemberian vaksin menjadi dasar pembatasan lalu lintas ternak ditiadakan. Dengan begitu, pihaknya mengungkapkan, hewan ternak dari daerah endemik boleh dijual ke luar.

Seperti diketahui, sebelumnya pasca 6 hewan ternak serta 27 warga Gunungkidul positif antraks Pemerintah Kabupaten (Pemkab) melakukan pembatasan lalu lintas ternak dari dua wilayah endemik, yakni dari Desa Gombang, Ponjong dan dari Pucanganom, Rongkop.

Tindakan tersebut diambil agar bakteri antraks tidak tersebar. DPP bersama petugas gabungan lain melakukan penjagaan di dua titik, yakni di daerah Bedoyo, Ponjong, dan Pasar Semuluh, Semanu hingga kurang lebih selama dua bulan.

“Hingga saat ini total ada 205 ekor hewan ternak mati, diantaranya 140 ekor sapi, 64 ekor kambing, dan 1 domba. Umumnya mati karena keracunan hijauan pakan ternak, trauma hingga radang paru,” ungkap Bambang.

Data tersebut merupakan akumulasi paska antraks muncul. Bambang mengungkapkan, penanganan antraks yang dilakukan telah menyasar ribuan hewan ternak. “Vaksin diberikan kepada 5496 ekor hewan ternak. baik sapi, kambing, dan domba,” rinci dia.

Namun demikian, pihaknya tidak berani menyebut Gunungkidul telah bebas antraks. Sebab bakteri tersebut dapat bertahan hingga 40 tahun lamanya.

Sementara itu, Kasi Keswan dan Kesmavet DPP Gunungkidul, Retno Widiastuti menandaskan, hewan ternak yang berasal dari wilayah endemik wajib memiliki Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari pihak berwenang.

Sejauh pengamatan yang dilakukan, dari lokasi endemik antraks hingga saat ini belum ada yang menjual ternak. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar