“Ada dari BPBD, PMI, dan Tagana, pendirian tenda di dekat rumah juga sudah dilakukan, beberapa kebutuhan pokok dan pakaian juga ada,” terang Rakidi, adik ipar Margiyo.
Dia menjelaskan, selain bantuan dari instansi atau lembaga terkait, tetangga dan kerabat, saat berita ini dihimpun masih terus berdatangan, berkumpul di rumah tetangga korban mereka datang memberikan bantuan materiil sekaligus menghibur memberikan memotivasi.
Dikonfirmasi ulang terkait kerugian yang ditanggung oleh korban, Rakidi menyebutkan, ternyata kerugian mencapai ratusan juta Rupiah.
“Dua rumah limasan tersebut tergolong kayu kuno, jika dijual mencapai Rp 150-an juta,” tambahnya.
Rakidi mengungkapkan, bagaimana awal diketahui terjadinya kebakaran. Menurut keterangannya, awalnya api terlihat berada di atap rumah bagian depan, lantas dirinya bergegas menjemput pemilik yang sedang menanam padi di ladang. Diperkirakan selang sekitar 15 menit setelah dirinya sampai di lokasi kebakaran rumah sudah hangus.
Diduga kuat penyebab terjadinya kebakaran karena adanya arus pendek jaringan listrik, mengingat korban tidak mempunyai kompor, di samping itu api yang membesar ditengarai pertama kali berasal dari atap bukan tungku dapur.
Meski demikian, korban masih sedikit beruntung, kandang ternak yang berada tepat di sebelah timur rumah tidak tersambar api, karena dikandang tersebut terdapat dua sapi dan delapan ekor kambing. “Kakak saya sudah tidak shock lagi, semoga segera dapat menerima kenyataan musibah yang menimpannya, sementara malam ini akan bermalam di rumah tetangga,” pungkas Rakidi. (Kandar).