PATUK, (KH) — Desa Nglanggeran, Patuk selain kaya dengan keindahan alam, kerajinan dan hasil alamnya, ternyata juga mempunyai satu keunikan tersendiri. Kampung tujuh merupakan pemukiman warga Padukuhan Nglanggeran Wetan; tepatnya di timur lereng Gunung Api Purba (GAP).
Sesepuh kampung 7 KK Rejodimulyo (97) mengungkapkan, keunikan dari kampung tersebut terletak di jumlah Kepala Keluarga (KK) yang berjumlah 7 KK. Dari informasi yang berhasil dihimpun oleh KH, jumlah KK di kampung tersebut tidak bisa lebih dan tidak bisa kurang dari 7 KK.
“Selalu ada yang pergi, setiap ada warga pendatang baru untuk tinggal di kampung ini,” katanya Sabtu (07/02/2015).
Ia menjelaskan, sejak hampir 1 abad lamanya jumlah KK di kampung tersebut tetap berjumlah 7 KK. Rejodimulyo merupakan generasi keempat dari penduduk asli kampung 7 KK.
Kepada KH ia menuturkan, kampung 7 KK tidak bisa dipergunakan seseorang untuk berbuat atau mempunyai tujuan yang jahat. Menurutnya, pemukiman kampung 7 KK adalah lokasi sakral yang ada di Desa Nglanggeran. Bahkan Rejodimulyo dikenal warga sekitar sebagai salah satu tokoh yang dipercaya oleh Keraton Yogyakarta sebagai juru kunci kawasan Gunung Api Purba.
Kakek berusia 97 tahun tersebut diketahui mempunyai 10 orang anak. 9 anaknya bertempat tinggal di luar kampung tersebut dan hanya satu anak Rejodimulyo yang tinggal bersamanya, itupun masih satu KK dengan Rejodimulyo.
“Tidak ada yang berani untuk menambah KK. Beberapa kejadian sudah membuktikan, ketika ada warga yang menambah KK pasti ada 1 KK berkurang,” jelasnya.
Meskipun hanya terdapat 7 KK pada kampung tersebut, aktivitas warga tetap sama seperti warga pada umumnya. Kegiatan pertanian dapat ditemui di kampung ini. Warga bertani di lereng Gunung Nglanggeran.
Pemerintah Desa Nglanggeran tetap memberikan perhatian kepada warganya yang tinggal di kampung 7 KK, mulai dari akses jalan utama dari kampung 7 KK menuju Balai Desa Nglanggeran hingga pemberdayaan warga pada sektor wisata.
“Kami juga memberdayakan masyarakat dengan mendirikan loket masuk GAP yang melewati kampung tersebut,” kata Surimin selaku Pj Kepala Desa Nglanggeran.
Ia menambahkan, berbagai tradisi juga tetap terjaga di kampung 7 Kk tersebut. “Setiap rasulan kampung tersebut mendadak ramai, karena sanak saudara berkunjung untuk mengadakan tradisi rasulan di kampung tersebut,” pungkasnya. (Atmaja/Tty)