Warga yang Meninggal dari Klaster Pabrik Tas di Playen, Tak Lain Ibu dari Pemilik

oleh -3194 Dilihat
oleh
Jenazah
Ilustrasi. foto: Istimewa.

PLAYEN, (KH),– Seorang perempuan berusia 60 tahun yang dinyatakan positif COVID-19 dari klaster pabrik tas di Kapanewon Playen dinyatakan meninggal dunia pada hari Senin (7/6/2021).

Perempuan itu diketahui adalah ibu dari pemilik pabrik tas yang berada di Padukuhan Nogosari I, Kalurahan Bandung, Kapanewon Playen, Gunungkidul.

Kemunculan klaster baru ini membuat tim gugus penanganan COVID-19 di Playen harus bekerja cukup keras. Trecing segera dilakukan kepada keluarga, karyawan dan tetangga yang pernah kontak erat dengan korban.

Panewu Playen, Muhammad Setyawan mengatakan, bahwa kemunculan klaster pabrik tas ini bermula saat pemilik pabrik pergi ke Jakarta dua pekan lalu.

“Sepekan yang lalu, ibu dari pemilik pabrik tersebut mengeluhkan tidak enak badan, kemudian dibawa je RS Nur Rohmah, karena muncul gejala, maka dilakukan tes SWAB, dan hasilnya positif,” terang Setiawan, Senin (7/6/2021).

Dari hasil tracing yang dilakukan kepada keluarga, dinyatakan bahwa bapak dan anak dari pemilik pabrik tas juga positif.

Setiawan melanjutkan setelah tiga orang dinyatakan positif, pihaknya kemudian menggencarkan trecing kepada karyawan yang melakukan kontak erat.

“Ada 85 karyawan dan puluhan tetangga pabrik yang di SWAB, hingga hari ini 26 orang dinyatakan positif dan satu orang dinyatakan meninggal dunia,” lanjutnya.

Setiawan menambahkan, bahwa pihaknya mencatat, dari yang dinyatakan positif, ada satu yang dibawa ke rumah sakit di Yogyakarta, dan yang lain menjalani isolasi mandiri.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty membenarkan, bahwa satu orang yang meninggal dunia tersebut merupakan ibu dari pemilik pabrik tas.

“Yang meninggal Ibu dari pemilik pabrik, namun puluhan pekerja pabrik yang dinyatakan positif hanya bergejala ringan,” terang Dewi

Kapolsek Playen, AKP Hajar Wahyudi mengatakan, pihaknya terus melakukan seterilisasi terhadap pabrik tas yang belum lama beroperasi ini.

“Pabrik Kami minta untuk ditutup 14 hari sejak kemunculan kasus kemarin. Sembari terus kami upayakan seterilisasi lokasi,” pungkas Hajar. (Edi Padmo)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar