WONOSARI, (KH) — Telah 2 hari terakhir ini warga di Desa Wunung mulai berburu ulat jati. Puluhan warga dari pagi hingga sore terlihat berkerumun di bawah pohon jati yang banyak ulatnya.
Mereka terbilang cukup beruntung karena bisa menikmati kuliner ini karena di daerah lain ulat jati jarang ditemukan. Warga mencari ulat jati yang telah turun dari pohon hendak melakukan metamorfosis jadi kepompong dan kupu-kupu.
“Pohon di pekarangan rumah jarang yang ada ulatnya, adanya cuma di hutan saja. Itu pun juga nggak semua pohon daunnya dimakan ulat”, ujar Wakinem, Rabu (13/1/15).
Binatang yang dianggap menakutkan oleh sebagian besar kalangan masyarakat ini seolah-olah jadi rebutan. Terpantau dari anak-anak hingga orang tua meluangkan waktunya untuk berburu ulat ini.
“Meski tak sebanyak tahun-tahun sebelumnya, tapi ulatnya besar-besar jadi cepat dapat banyak dalam waktu sebentar saja,” lanjut Wakinem sambil menunjukkan kantong plastik berisi ulat hasil cariannya.
Sementara Wakidi menuturkan, mulai kemarin ia telah bisa menikmati baceman ulat jati. Meski tak dapat seberapa, ulat-ulat itu cukup untuk dijadikan lauk bagi seluruh anggota keluarganya.
“Cukuplah buat lauk sekeluarga. Kemarin ada yang mau beli juga tapi saya tidak menjualnya karena untuk dimasak sendiri saja,” tutur Wakidi.
Selama beberap hari ke depan diperkirakan ulat jati masih akan terus diburu warga. Menurut mereka masih banyak ulat yang makan daun dan diperkirakan terus akan turun setiap paginya.
“Ulat turunnya pagi hari, jadi warga yang paling banyak mencari ulat di pagi hari,” pungkasnya. (Sumaryanto/Bara)