Kopi Telo, selain memiliki area parkir yang luas, rumah makan ini sering menjadi tempat transit rombongan pelancong. Sebelum wisatawan mengunjungi destinasi wisata di kawasan selatan Gunungkidul, mereka mampir untuk menikmati kuliner sekaligus beristirahat sejenak.
Manajemen Kopi Telo, Mahmudi Hartanto mengatakan, saat ini pihaknya sudah banyak bekerjasama dengan biro perjalanan wisata dari berbagai wilayah di Indonesia. Menurutnya, Kopi Telo sering menjadi tujuan atau lokasi transit wisatawan karena berada di lokasi yang srategis. Berada di jalur utama wisata pantai.
“Selama ini biro perjalanan wisata bekerjasama dengan kami, mereka datang membawa rombongan kemudian kami antar menggunakan shuttle ke pantai atau destinasi wisata seperti HeHa Ocean View” ungkap Mahmudi belum lama ini.
Tak sedikit dari mereka bahkan meminta untuk dibuatkan jadwal sekaligus lokasi tujuan rekreasi. Ia pun tidak keberatan melayani permintaan tersebut.
“Contoh paket yang kami layani, mereka datang makan di sini (Kopi Telo). Baru kemudian lanjut ke lokasi wisata pilihan atau sesuai permintaan mereka,” ucap dia.
Ia menjelaskan, dalam satu bulan jumlah wisatawan yang telah memanfaatkan fasilitas dan layanan dari Kopi Telo mencapai 10 ribu orang. Namun, tidak semua dari mereka masuk untuk makan.
“Mungkin ada sekitar 5000 orang yang makan. Kemudian sisanya mereka transit sebentar karena area parkir kami sangat luas serta tersedia fasilitas kamar mandi yang memadai,” ucap dia.
Adapun urusan menu makanan, Kopi Telo menyediakan aneka paket yang komplit. Seluruh menu di Kopi Telo mengedepankan olahan tradisional Gunungkidul. Aneka bumbu yang digunakan sebagian besar berasal dari lokal Gunungkidul saja.
“Olahan seperti ikan laut, cumi, udang yang biasa dijajakan di kawasan piknik juga kami sediakan,” imbuh dia.
Mengulas Kopi Telo, tak bisa lepas dari menu andalan yang disajikan. Ya, Kopi Telo adalah perpaduan seduhan kopi dengan menu camilan berupa ketela atau singkong goreng.
“Memilih nama dan menu andalan itu latar belakangnya sederhana saja, orang di kampung itu kalau sudah ada kopi dan ketela sudah tenang. Kopi dan ketela juga sebagai sarana yang biasa dipakai menikmati waktu senggang bersama kerabat,” tukas dia. (Adhi)