PALIYAN, kabarhandayani.– Hijauan Makanan Ternak (HMT) untuk sapi maupun kambing yang ada di ladang saat musim kemarau seperti yang terjadi saat ini sangat susah dicari. Hal ini membuat sebagian petani harus menambah pengeluaran sehari-hari demi mencukupi makanan ternaknya.
Bagi sebagian petani Gunungkidul sudah menjadi hal biasa saat musim kemarau mengalami kelangkaan hijauan makanan ternak. Petani belum bisa berinovasi dengan pakan buatan seperti fermentasi ataupun mempunyai lumbung pakan untuk menghadapi musim kemarau.
Seperti Suratin (45) warga Desa Mulusan yang harus mengeluarkan uang setiap harinya demi mencukupi pakan untuk sapi dan kambingnya. “Karena pakan di ladang sudah habis jadi ya mau bagaimana lagi kalau tidak membeli pakan,” katanya Senin (8/9/2014).
Menurutnya setiap hari harus mengeluarkan uang sebesar Rp 20 ribu untuk mendapatkan 6 ikat pakan. Suratin mengaku sapinya harus diberi makan 4 ikat pohon jagung dan yang 2 ikat diberikan untuk kambingnya. “Pernah saya belikan 3 ikat namun sapi terlihat masih lapar semalaman bersuara untuk meminta pakan,” ungkapnya.
Ia berharap agar musim hujan segera tiba dan hijauan makanan ternak kembali mudah didapat karena jika musim penghujan mundur, pengeluaran untuk membeli pakan juga akan bertambah. “Semoga saja segera turun hujan sehingga para petani yang sudah kehabisan stok pakan tidak kesusahan lagi,” tuturnya.
Kondisi serupa juga dirasakan oleh Wardi (56) yang mengaku kesusahan untuk mencari pakan saat musim kemarau seperti ini. Ia mengaku harus memanjat di sekitar tebing demi mendapatkan rumput liar. “Di rumah ada damen (jerami yang sudah dikeringkan) namun sapi saya bosan jika diberi damen terus-terusan mau tidak mau saya harus mencari pakan di lereng tebing,” katanya.
Wardi mengaku tidak bisa membeli pakan sapi karena menurutnya untuk keperluan hidup saja sudah sulit masih harus ditambah pengeluaran untuk membeli pakan sapi. “Pakan itu kan harus setiap hari ada, kalau setiap hari harus mengeluarkan uang saya tidak mampu,” pungkasnya. (Atmaja/Hfs)