Ternak Mati yang Dimakan jadi Biang Antraks Meledak di Semanu

oleh -5854 Dilihat
oleh
Antraks
Pintu masuk Padukuhan Jati, Kalurahan Candirejo, Kapanewon Semanu, Kabupaten Gunungkidul. (KH/ Kandar)

GUNUNGKIDUL, (KH),– Kasus penularan antraks di Kapanewon Semanu, Gunungkidul jadi perhatian serius. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul melalui Organisasi Pemerintah Derah (OPD) terkait berjibaku melakukan penanggulangan.

Ihwal menularnya antraks dari ternak ke manusia bermula ketika warga di Padukuhan Jati, Kalurahan Candirejo mengkonsumsi daging sapi yang mati dengan gejala terpapar antraks.

“Ada 3 sapi mati, semua dikonsumsi. Bahkan ada yang kami minta dikubur tetap digali lalu disembelih,” kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Gunungkidul, Wibawanti Wulandari, Rabu (5/7/2023) ditemui di Setda Pemkab Gunungkidul.

Tindakan tersebut terjadi pada Pertengahan Mei lalu. Pasca memakan daging ternak yang dibagikan (diberandu) sebagian warga mengalami beberapa gejala.

Setelahnya, usai menerima laporan DPKH turun melakukan pengecekan dan mengambil sampel tanah. Hasilnya tanah telah terkonfirmasi positif antraks.

“Sebab sampel daging sudah tidak ditemukan, jadi sampel tanag yang diambil,” kata Wibawanti.

Salah satu warga yang bergejala pun kondisi sakitnya makin serius. Hingga menghembuskan nafas terakhir di RSUP dr. SARDJITO awal Juni lalu.

Hingga saat ini, sejumlah tindakan oenanganan dilakukan. Sebanyak 77 sapi dan 289 kambing diberi antibiotik, dan dua pekan setelahnya atau sekitar tanggal 20 Juni diberikan vaksin.

“Tempat sapi dikubur dan lokasi penyembelihan juga sisiram formalin. Nanti agar aman permukaan tanah juga akan dicor beton,” sambung Wibawanti.

Tim DPKH, Retno Widyastuti menyebutkan, berdasarkan hasil pemeriksaan menyeluruh, total ada 6 sapi dan 6 kambing dari Pedukuhan Jati yang positif Antraks.

Untuk itu, sejak 2 Juni ternak dari wilayah tersebut dilarang dijual keluar.

Bersamaan, DPKH juga mengimbau agar tak mengulangi lagi mengkonsumsi sapi mati. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar