PALIYAN, (KH),– Sekumpulan batu mirip alat penumbuk padi, lesung dan lumpang di Padukuhan karangasem A, Desa Karangasem Kecamatan Paliyan, Kabupaten Gunungkidul digeser dari tempat semula karena terkena pelebaran jalan kampung.
Penuturan pemilik ladang tempat batu lumpang berada, Harjo winoto mengungkapkan, bongkahan-bongkahan batu tersebut telah ada sejak ia masih kecil. Dirinya meyakini, keberadaannya ada sejak zaman kakek buyutnya. Bahkan sangat yakin telah ada jauh lebih lama lagi.
“Dipindahkan sejak Rabu, (1/8/2018) lalu. Sebab keberadaannya semula di terasiring ladang terkena pelebaran jalan,” katanya, Selasa, (7/8/2018).
Pemindahan tersebut dilakukan agar batu tidak rusak. Beberapa batu memang berada di permukaan tanah, lalu beberapa yang lain terpendam. Saat dipindah beberapa bagian batu memang telah mengalami patah sejak lama, namun saat dipindahkan dengan alat berat beberapa batu kembali patah.
Lelaki yang akrab di panggil Sabar ini hanya sebatas tahu cerita dari nenek moyangnya bahwa batu-batu tersebut merupakan warisan leluhur. Tak ada cerita jelas apa manfaat batu dengan bentuk balok berlubang itu.
Batu yang belum jelas asal usulnya tersebut ada lima bongkah. Dua diantaranya berbentuk balok memanjang, salah satu memiliki tiga lubang dan satu lainnya memiliki dua lubang. Sementara tiga lainnya berbentuk balok dengan bentuk permukaan hampir memiliki dimensi ukuran persegi.
Saat dikonfirmasi, Seksi Kepurbakalaan dan Permuseuman, Bidang Pelestarian Warisan dan Nilai Budaya, Dinas Kebudayaan Gunungkidul belum dapat memberikan banyak keterangan terkait keberadaan batu-batu tersebut.
“Badan Pelestari Cagar Budaya (BPCB) DIY pekan lalu sudah ke lokasi. Sebenarnya hendak di pindah ke penampungan situs di Desa Pulutan, namun masyarakat menolak,” ujar Hadi Risma.
Lanjut Hadi Risma, warga meninginkan agar batu tersebut tetap berada di lokasi semula. Warga mengaku bersedia untuk merawatnya.
“Kami akan cek ke lokasi pekan ini,” tukas Hadi. (Kandar)