Tangkapan Nelayan Minim, Pasokan Ikan Laut Dari Luar Selama Lebaran Capai 40 Ton

oleh -6183 Dilihat
oleh
Kapal nelayan Pantai Sadeng banyak yang tidak melaut karena terjadi musim angin timuran. KH/ Kandar.
Kapal nelayan Pantai Sadeng banyak yang tidak melaut karena terjadi musim angin timuran. KH/ Kandar.

GUNUNGKIDUL, (KH),– Kebutuhan ikan laut di kawasan pantai selatan cukup tinggi. Meski terdapat beberapa pantai sebagai kawasan penghasil ikan laut, namun kenyataannya hingga saat ini tak mampu mencukupi kebutuhan permintaan.

Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Gunungkidul, Rujimanto menyebutkan, adanya beberapa pantai sebagai lokasi pendaratan ikan di Gunungkidul tak mampu memenuhi kebutuhan pasar.

Disebutkan, ada beberapa tempat pendaratan ikan diantaranya; Pelabuhan ikan Pantai Sadeng dan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pantai Nampu berada di Kecamatan Girisubo, Pantai Siung dan Ngandong di Tepus, Pantai Drini dan Baron di Tanjungsari, Pantai Ngrenehan di Saptosari, serta Gesing di Panggang.

“Akan tetapi hasil tangkapan dua bulan terakhir hampir dapat dikatakan nihil. Banyak nelayan seolah putus asa,” ujar Rujimanto, Sabtu, (23/6/2018).

Sehingga pedagang ikan laut kawasan pantai selatan selama Lebaran mendatangkan ikan laut dari luar dengan jumlah yang mencapai lebih dari 40 ton.

Terpisah, Ketua Nelayan Pantai Baron, Sumardi menambahkan, ikan laut yang didatangkan diantaranya dari kawasan Pantai Utara (Pantura) Jawa dan Cilacap. Menurutnya, selain tangkapan sangat minim, setiap kunjungan ke pantai Gunungkidul ramai, pedagang ikan di Pantai Baron dan sekitarnya memang selalu mendatangan ikan dari luar.

“Saat kunjungan ramai, tangkapan ikan di Gunungkidul tak dapat memenuhi tingginya permintaan,” ujarnya.

Sedikitnya ketersediaan ikan belakangan ini karena nelayan banyak yang tidak beroperasi lantaran adanya musim angin timuran. Bahkan, lanjut Sumardi, sekitar lebih dari 50-an kapal jukung di Pantai Baron tidak beroperasi selama dua hari kemarin.

“Kemarin ombak mencapai 9 hingga 10 feet, sehingga cukup berisiko,” sambung Sumardi. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar