Tak Lagi Buang Air Besar Sembarangan, Gunungkidul Raih Penghargaan

oleh -926 Dilihat
oleh
Penerimaan Penghargaan STNM berkelanjutan dari Menkes diterima BUpati Gunungkidul, Badingah, S. Sos.
Penerimaan Penghargaan STBM berkelanjutan dari Menkes diterima BUpati Gunungkidul, Badingah, S. Sos.

GUNUNGKIDUL, (KH),–Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memberikan penghargaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Berkelanjutan kepada Kabupaten Gunungkidul, Kamis, (18/10) malam. Selain Gunungkidul penghargaan serupa juga diberikan kepada 23 kabupaten/ kota lain dan 1 provinsi di Indonesia.

Penghargaan diberikan atas keberhasilan provinsi dan kabupaten yang telah mampu dan melaksanakan Bebas Buang Air Besar Sembarangan (BABS) atau Open Defecation Free (ODF) 100%.

Bebas BABS tersebut merupakan bagian dari tujuan kebijakan nasional pembangunan air minum dan sanitasi yang tertuang dalam Peraturan Presiden nomor 185 tahun 2014. Yang skemanya menggunakan pendekatan STBM. STBM sendiri memiliki 5 pilar yang harus diterapkan dan dilaksanakan yaitu; stop BAB sembarangan, cuci tangan pakai sabun, pengelolaan air minum dan makanan, pengelolaan sampah, dan pengelolaan limbah cair. Dalam penyelenggaraan STBM, pemerintah daerah telah menetapkan skala prioritas wilayah untuk penerapan STBM. Pemberdayaan masyarakat menjadi kunci utama untuk mewujudkan STBM karena masyarakat selain sebagai objek juga menjadi pelaku higiene dan sanitasi.

Penghargaan yang diterima Bupati Gunungkidul, Badingah, S.Sos diserahkan langsung oleh Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Djuwita F. Moeloek, Sp.Mk. Dalam kesempatan tersebut Menkes mengungkapkan, STBM diluncurkan guna mewujudkan percepatan pembangunan atau penyediaan air minum dan perbaikan sanitasi.

“Pendekatan STBM digunakan agar masyarakat tidak saja mendapatkan fasilitas sanitasi yang layak, tetapi juga mau dan mampu mengubah perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan sehat,” terang Menkes.

Pihaknya menjelaskan, sanitasi juga berkaitan erat dengan stunting, Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 menyatakan 1 dari 3 anak Indonesia menderita stunting akibat dari sanitasi yang buruk. Akses terhadap sanitasi yang baik berkontribusi dalam penurunan stunting sebesar 27%. Jika intervensi yang terfokus pada perubahan perilaku dalam sanitasi dan kebersihan, maka dapat menyebabkan potensi stunting berkurang.

Sementara itu, Bupati Gunungkidul, Badingah, S.Sos., kepada media menyampaikan bahwa dirinya akan terus berkomitmen meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Gunungkidul, melalui berbagai program kegiatan di bidang kesehatan, peningkatan kualitas infrastruktur dasar yang memadai, dan sumber daya manusia utamanya tenaga kesehatan.

“Masyarakat mendukung dengan merubah perilakunya, dan menyadari bahwa kesehatan merupakan kebutuhan mendasar untuk hidup yang lebih berkualitas,” harapnya.

Badingah juga menegaskan dan mengajak kepada seluruh jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD)  untuk bersinergi dalam menyelesaikan permasalahan kesehatan. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar