GUNUNGKIDUL, (KH),– Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Gunungkidul berencana membuat kampung horti komoditas cabai. Kalurahan Plembutan di Kapanewon Playen dipilih menjadi lokasi pengembangan komoditas hortikultura khususnya cabai.
Kepala Bidang Hortikultura dan Perkebunan DPP Gunungkidul, Luh Gede Suastini mengatakan, pembentukan kampung cabai tersebut menjadi bagian dari upaya untuk mengurangi ketergantungan pasokan dari luar daerah.
“Di Kapanewon Playen ditanam cabai varietas PM 99 pada lahan seluas 10 hektar,” terang Luh Gede belum lama ini.
Dari alokasi bibit yang ditanam 10 hektar, 3 hektar diantaranya ditanam Poktan Amrih Murakabi di Padukuha Ngasem Selatan. Sementara 4 dan 3 hektar lainnya ditanam Poktan Ngudi Subur Plembutan Barat dan Poktan Cabai Makmur Padukuhan Ngasem Utara.
Selain di Kapanewon Playen, 10 hektar juga dikembangkan di Kapanewon Playen, tepatnya di Kalurahan Duwet.
“Total lahan cabai 20 hektar diwujudkan dari bantuan APBN pusat,” imbuhnya.
Sekretaris DPP, Raharjo Yuwono mengungkapkan, masa produksi cabai berlangsung pada September hingga November tahun ini, dan diperkirakan bisa 12 kali panen.
“DPP Gunungkidul menargetkan hasil panen dari varian ini mencapai 22 ton cabai keriting per hektare. Hasil panen diharapkan bisa memenuhi pasokan untuk kebutuhan lokal,” harap dia.
Terpisah, Kepala Bidang Perdagangan, Dinas Perdagangan (Disdag) Perdagangan Gunungkidul, Hartini menilai, harga cabai saat ini terbilang tinggi.
“Hasil pantauan pada Senin (18/07/2022), harga cabai merah keriting berada di kisaran Rp40 ribu per kilogram. Umtuk cabai rawit merah masih cukup mahal, yaitu di kisaran Rp95 ribu per kg,” terang Hartini. (Kandar)