Penanganan air secara swadaya masyarakat ini kemudian diberi nama Pengelola Air Minum Masyarakat (PAMM). Kepengurusan diketuai oleh H Zambidi SAg, sedang teknisi ditangani Sumarjuni. Sampai sekarang, ada 360 KK menjadi Konsumen PAMM. Tarif yang diberlakukan PAMM adalah Rp 1.500,- per m3 dan tidak dikenai biaya beban.
Menurut Sumarjuni, mata air Kedungpoh adalah sumber air yang tak pernah kering, luberan air dari Kedungpoh mengalir ke Sri Getuk, yang sekarang menjadi destinasi wisata di Padukuhan Menggoran Desa Bleberan.
Ia menambahkan, sumber air di Menggoran sebenarnya tidak hanya Kedungpoh, ada sumber air Umbul, Ngandong dan Jambe. Sumber air tersebut kemungkinan masih dapat dipoles menjadi tempat wisata penambah Sri Getuk, apabila ditangani secara profesional.
Sementara itu, keberadaan Goa Rancang Kencono menurut Sumarjuni sebetulnya bisa dikembangkan dengan menggali terowongan yang pernah ada. Kondisi terowongan tersebut saat ini ditimbun batu dan tanah. ”Saya dulu pernah masuk ke terowongan/lorong tersebut, tetapi karena gelap dan sempit, perjalanan masuk ke lorong diurungkan,” kata Sumarjuni yang juga menjadi pengelola destinasi wisata Sri Gethuk.
“Animo masyarakat untuk langganan PAMM cukup tinggi, sampai sekarang masih menambah jaringan ke rumah pelanggan baru. Tarip langganan juga belum dinaikkan. Di Gunungkidul tarip langganan air termurah ya di Menggoran ini,” pungkasnya. (Sarwo).