Sutrisna Wibawa: Gunungkidul Maju di Abad Samudera Hindia Dimulai dari Gesing

oleh -389 Dilihat
oleh
Kunjungan Sutrisna Wibawa ke Pantai Gesing. (dok. Sutrisna Wibawa)

PANGGANG, (KH),– Potensi Pantai Gesing di Kapanewon Panggang, Kabupaten Gunungkidul belum optimal digarap. Demikian pendapat calon bupati Gunungkidul no urut 1, Profesor Sutrisna Wibawa saat berkunjung, Selasa (13/10/2020).

Padahal, menurut Sutrisna, setidaknya ada 3 hal yang menjadi potensi Pantai Gesing, yakni bentang alam berupa hamparan pasir putih yang indah, ikan melimpah dan nelayan yang tangguh.

Dia mengungkapkan, bahwa di Pantai Gesing akan dibangun menjadi pelabuhan besar. “Sehingga, Gunungkidul akan maju di abad Samudera Hindia bisa dimulai dari Gesing,” tandasnya.

Selama ini, ungkap Sutrisna, Pantai Gesing baru dimanfaatkan masyarakat lokal sebagai destinasi wisata dengan karcis masuk yang murah. Potensi ikan yang dijual di tempat pelelangan ikan juga tergolong murah. Dengan metode pembentukan minapolitan, kelak akan ada nilai tambah supaya warga Gesing dan pesisir pantai Selatan makin makmur.

“Membangun Minapolitan adalah salah satu program unggulan saya dan Mahmud Ardi Widanto SIP, selaku calon bupati dan wakil bupati nomor urut satu. Program unggulan di bidang perikanan dan kelautan ini, merupakan konsep pembangunan kota yang basisnya ikan dan laut,” ungkap Sutrisna didampingi Ketua Kelompok Nelayan Gesing Panjolo Mulyo, Tugimin bersama puluhan nelayan Gesing.

Artinya, sambung dia, semua yang dibangun di Gesing, orientasinya adalah ikan dan laut. Membangun pelabuhan besar, membangun jalan ke pantai, serta membangun infrastuktur pantai diantaranya supaya destinasi wisata makin ramai.

Masuk dalam program pula, akan dikembangkan tempat pelelangan ikan, dan mengupayakan penyaluran ikan maupun hasil laut lainnya agar merambah pasar ekspor.

Lebih jauh disampaikan, dengan Minapolitan, program pembangunan di Pantai Selatan akan terintegrasi. Misalnya, ikan hasil laut akan diolah oleh UMKM setempat, lalu dijual ke wisatawan yang datang ke Gesing dengan harga lebih layak.

“Sehingga terintegrasi, ada nilai tambah, masyarakat makmur. Itulah Minapolitan,” imbuh Sutrisna.

Pihaknya menyayangkan program pemberdayaan sering tidak tepat sasaran. Yang dia maksud terkait adanya pelatihan-pelatihan dari Pemerintah yang tidak sesuai dengan potensi yang ada. Misalnya pelatihan menjahit. Kegiatan tersebut tidak efektif kalau dilakukan di wilayah Selatan. Apalagi setelah dilatih menjahit, tidak disediakan pasarnya maupun tempat kerjanya.

“Membangun daerah harus disesuaikan dengan potensinya. Itulah tujuan Minapolitan di selatan,” imbuh Surisna Wibawa.

Sutrisna juga menambahkan, bahwa Minapolitan merupakan pengejawantahan dua misi yang ia usung: Gunungkidul Tanggap dan Gunungkidul Kreatif. Karena Minapolitan akan menjadi langkah terobosan yang inovatif, dalam membangkitkan ekonomi pasca Pandemi COVID-19.

Selain mengunjungi nelayan di Pantai Gesing, Profesor Sutrisna Wibawa juga menyempatkan berkeliling ke Tempat Pelelangan Ikan setempat. (Kandar/adv)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar