PLAYEN, (KH),– Ragam olahan makanan berbahan ketela semakin beragam. Ditangan ibu-ibu yang tergabung kedalam kelompok industri rumah tangga Putri 21, Desa Ngawu, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul, singkong berhasil diubah menjadi produk mie.
Produk mie berbahan singkong berhasil dibuat sejak awal tahun lalu. Mie ketela dikembangkan. Sebelumnya apabila hendak dikonsumsi harus dimasak atau dipanaskan menggunakan api. Mengikuti perkembangan zaman mie buatan perkumpulan ibu rumah tangga ini dapat dinikmati hanya cukup diseduh dengan air panas saja.
“Kami melakukan uji coba membuat mie cup. Cukup praktis, diseduh air panas dan diberi bumbu yang sudah tersedia,” jelas ketua kelompok Putri 21, Suti Rahayu, Sabtu, (26/8/2017).
Sambung suti, pihaknya mendapat dampingan dari Balai Penelitian Teknologi Bahan Alam (BPTBA) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Yogyakarta di Desa Gading, Playen. Dampingan yang diberikan LIPI terutama dalam hal pembuatan serbuk bumbu.
Suti menambahkan, sebagai permulaan dirinya melakukan uji coba pasar. Dalam rangka uji coba telah dibuat dan diedarkan 1.000 cup mie mocaf. Menurut dia produk mie cup dapat diterima dengan baik.
“Melalui berbagai pameran, promosi di wilayah sekitar dan juga dikirim ke luar kota melalui beberapa pemasar,” terang perempuan berusia 50 tahun ini.
Harga percobaan, kelompok Putri 21 mematok Rp. 6.000 untuk setiap cup. Namun jika nanti telah melakukan produksi masal ada kemungkinan harga diturunkan. Saat ini biaya produksi masih dinilai menelan biaya yang tinggi, sebab selain belum menggunakan alat produksi yang modern, kapasitas alat masih menghasilkan kuantitas produk yang terbatas.
“Kami juga kesulitan mendapatkan cup kemasan mie. Mudah-mudahan peralatan yang mendukung produksi skala besar segera terealisasi,” tukas Suti. (Kandar)