“Dengan upaya ini kesiap-siagaan bencana tidak hanya dilakukan oleh masyarakat, namun anak sekolah termasuk guru kita harapkan dapat bertindak cepat saat bencana terjadi,” kata Budi di sela pelatihan mendirikan tenda pengungsi oleh siswa di SMKN 1 Ngawen, Rabu (4/2/2015).
Menurut Budi, bencana tidak memilih lokasi atau korban, sehingga perlu persiapan sejak dini terhadap kerawanan bencana; salah satunya dengan terus memberikan pelatihan sejak dini. Pelatihan sejak dini dilakukan agar anak sekolah bisa memahami masalah bencana alam dan mandiri untuk menyelamatkan diri, jika terjadi bencana.
Sebagai tindak lanjut ditetapkannya SSB, pada Rabu (18/2/2015) mendatang rencananya Bupati Gunungkidul akan melakukan peresmian SSB di SMKN 1 Ngawen. Dalam kesempatan tersebut akan digelar simulasi bencana tanah longsor yang diikuti sekitar 900 siswa dan guru.
Terpisah, Kepala Sekolah SMKN 1 Ngawen, Basuki mengaku beruntung sekolah yang dipimpinnya ditetapkan menjadi SSB oleh BPBD DIY dan BPBD Gunungkidul. Hal ini, karena letak sekolah tersebut berada di dalam kawasan rawan bencana.
“Desa Tancep Kecamatan Ngawen diketahui sebagai daerah rawan bencana. Bekal yang kami peroleh diharapkan akan membantu melakukan persiapan dengan benar, jika bencana benar-benar terjadi,” ucapnya.
Pada kegiatan pelatihan pemasangan tenda darurat, puluhan siswa cukup antusias mengikuti jalannya pelatihan. Mereka dibimbing anggota Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Gunungkidul. Panas terik matahari yang menyengat, tidak menyurutkan semangat para siswa untuk mengikuti pelatihan. (Juju/Tty)