Sistem pengairan pompa tenaga surya dinilai mampu meningkatkan hasil pertanian karena menghemat tenaga dan memiliki nilai ekonomis tinggi. Pompa tenaga surya ditempatkan berdekatan dengan dam parit dan air yang diangkat lalu digunakan untuk mengairi tanaman bawang merah.
“Pompa tenaga surya memiliki nilai ekonomis tinggi karena tenaga yang digunakan adalah tenaga matahari. Selain hemat tenaga, air yang diangkat kecepatannya dapat diatur sesuai dengan lebutuhan,” paparnya dalam Panen raya bawang merah di Desa Bleberan, Selasa 25 Juli 2017.
Harmanto juga mengatakan, sistem kedua yang digunakan adalah dengan sistem mulsa. Sistem bertanam dengan menggunakan plastik hitam yang digunakan untuk menutup gulanan tanah ini dikaji mampu menghemat air.
“Bertanam dengan mulsa juga dapat mencegah tumbuhnya gulma, rumput sehingga tanaman mampu berkembang secara optimal,” paparnya.
Kedua sistem teknologi pertanian tersebut dinilai mampu menghemat tenaga dan kebutuhan air petani sehingga sangat cocok dikembangkan di Kabupaten Gunungkidul dengan kondisi geografis yang tandus.
Sementara, koordinator Komunitas Taruna Manunggal Tani Tanjung I Supartono menegaskam, dengan dua sistem tersebut dapat meningkatkan hasil pertanian petani sehingga program pemerintah dalam swasembada pangan dapat tercapai.
Selain mencukupi kebutuhan hidup, penerapan dua sistem tanam tersebut diharapkan dapat menekan inflasi harga bawang merah dan cabai merah di pasaran. “Kita juga berharap pompa tenaga surya dapat di produksi secara masal dan mampu diapliksikan para petani untuk mengemat biaya produksi tanaman,” katanya. (Wibowo)