Siapa Tahu Ada Duitnya, Warga Kejar Jatuhnya Balon Udara Sepanjang 12 Meter

oleh -
oleh
Balon udara yang jatuh di Desa Pulutan, Kecamatan Wonosari, Gunungkidul. (KH)
iklan dprd

WONOSARI, (KH),– Balon udara berukuran besar jatuh di Wonosari, Minggu, (31/5/2020). Sebelum jatuh, saat balon udara terbang semakin rendah sempat dikejar warga.

“Siapa tahu ada duitnya,” kata warga Desa Pulutan, Kecamatan, Wonosari, Gunungkidul, Paijan terkekeh mengutarakan alasan mengejar balon udara dengan warna variasi Merah, Kuning dan hijau itu hingga di kawasan ladang di dusunnya.

Setelah jatuh dan berhasil diraih, Paijan tak menemukan ada sesuatu atau piranti lain yang menempel di balon udara berbahan plastik tipis itu. Paijan lantas menggulung dan membawanya pulang ke kediamannya.

Sontak, warga berkerumun di rumahnya melihat balon udara. Saat ramai-ramai dibentangkakan, balon udara diperkirakan memiliki panjang 12 meter dengan diameter lubang alas sekitar 2 meteran. Pada bagian luar balon, oleh si pembuat diberi tulisan “Corona matio, Balon Udara 2020 Ora Sembrono”.

iklan golkar idul fitri 2024

Paijan menduga, balon udara tanpa awak diterbangkan dari wilayah yang tidak berbeda dengan dua balon yang jatuh lebih awal di Gunungkidul.

“Kemungkinan dari Ponorogo, Tawa Timur,” imbuh Paijan.

Dihubungi terpisah melalui sambungan seluler, Kapentak Lanud Adisutjipto, Mayor Sus Ambar Rejiyati menegaskan bahwa balon udara berbahaya bagi dunia penerbangan.

Berdasarkan kejadian ditemukannya balon udara tersebut, Lanud Adisutjipto melaksanakan pemantauan serta mengimbau kepada masyarakat agar mematuhi aturan serta larangan penerbangan balon udara yang dapat berpotensi membahayakan penerbangan.

Imabuan, kata Ambar, sesuai dengan UU No 1 tahun 2009 tentang Penerbangan dan Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil (PPKS 101) tentang larangan menerbangkan Balon Udara di MCA atau Millitary Controlled Airspace di Yogyakarta.

“Jika tersangkut di sayap, ekor, dan flight control rudder elevator dan aileron, pesawat dapat hilang kendali. Jika masuk ke mesin, informasi ketinggian dan kecepatan pesawat tidak akurat,” terang Ambar.

Selain itu, balon udara juga berisiko menutupi penglihatan dan bagian depan pesawat sehingga pilot sulit untuk mendapat visual dan guidance. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar