KARANGMOJO,(KH) — Salah satu dokter spesialis anak RSUP Dr Sardjito Yogyakarta, dr Soerojo Mahfudz mengunjungi PP Al Hikmah Sumberejo Karangmojo, Senin (8/2/2016). Dalam kunjungan tersebut sempat diadakan pengajian dan dialog dengan para santri.
“Menjadi Santri PP Al Hikmah Sumberjo Karangmojo jangan minder. Santri harus mempunyai semangat baja, menuntut ilmu sebanyak mungkin. Dengan semangat menuntut ilmu keagamaan dan ilmu yang menjadi cita-cita kita, insyaalah Allah akan memberikan ijabah. Sebagai contoh saya adalah anaknya orang tak punya, dari desa. Tetapi orang tuaku punya semangat agar anaknya jadi dokter. Perjuangan untuk memenuhi harapan orang tua, harus dilaksanakan dengan dengan baik, walaupun harus tidak kenal waktu. Akhirnya cita-cita orang tua menjadi kenyataan. Saya jadi dokter anak di RSUP Sardjito sampai sekarang,” ujar dr Soerojo.
Dialog dalam pengajian tersebut berlangsung hangat, para santri antusias mengikuti. “Dokter, tadi dalam pengajian disebutkan orang tua bapak buta huruf. Untuk meraih cita-cita bagaimana bisa tercapai, apa tidak ada kendala?” tanya Ardiyanti, salah satu santri.
“Ya dengan semangat pantang menyerah. Pernah dua kali mengulang, bahkan sempat mau putus asa. Tetapi semangat lagi kuliah, sebab ketika pulang ke desa, masyarakat sudah antri ingin berobat, dikira sudah jadi dokter.” jawab dr Soerojo.
Angan, seorang santri lainnya yang berasal dari Riau menanyakan.”Apakah ada pengaruh teman belajar, sehingga dokter bisa sukses meraih sarjana?” Soerojo menjawab, “Betul, ketika berteman dengan teman yang malas, saya gagal meraih nilai baik. Untung saya sadar, mencari teman yang rajin belajar, dan alhamdulillah dapat menyelesaikan kuliah dan menyandang dokter.”
Pimpinan PP Al Hikmah KH Harun Al Rosyid dalam akhir acara pengajian dan dialog tersebut menyampaikan terima kasih atas kehadiran dr Soerojo Mahfudz yang telah memberikan pengajian. Kunjungan tersebut rencananya akan ditindaklanjuti dengan bantuan mesin pengolah air bekerjasama dengan Kangen Water.
Rombongan dr Soerojo kemudian meninjau calon rumah makan Ikan Bakar yang dibangun di atas tanah seluas 1 hektar di kompleks pondok pesantren tersebut. Perabot rumah makan ini memanfaatkan Kandang Sapi, dan Nampak menarik untuk tempat makan Nasi Ikan Bakar. (Sarwo)