TEPUS, (KH),– Hujan deras yang terjadi di wilayah Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengakibatkan bencana di sejumlah wilayah.
Seperti yang terjadi di Bukit di Dusun Brongkol, Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus, Gunungkidul, tanah ambles hingga longsor terjadi akibat hujan deras.
Kepala Dusun Brongkol, Joko Supriyono, tanah ambles dan longsor membentuk lubang dan cekungan tanah di lereng bukit di sudut dusun memanjang ke bawah hingga senjang sekitar 15 meter. Adapun kedalaman tanah amblas antara sekitar 3 sampai 4 meter .
Material longsor berupa tanah lumpur sempat menutup akses jalan antar dusun, yakni Dusun Brongkol dan Dusun Kenis .
“Kejadian longsor bermula Senin, (6/1/2020) malam dan semakin parah pada hari berikutnya karena hujan deras terjadi,” ujar Joko Supriyono. Diungkapkan, titik longsor memang merupakan jalur alir air hujan yang terbentuk alami.
Joko Supriyono menambahkan, warga khawatir longsoran tanah tersebut terus melebar dan mengancam pemukiman. Setidaknya ada 20 kepala keluarga yang bermukim di bawahnya yakni di Dusun Kenis berisiko terdampak. Pasca kejadian, warga dibantu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Polri dan TNI serta sejumlah satuan penanganan bencana mengadakan kerja bakti.
Lubang tanah akibat longsor ditimbun batu dibungkus kawat bronjong. Sejumlah bahan material didatangkan dari BPBD.
Peduli atas peristiwa bencana, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) turut mendonasikan sejumlah dana untuk penanganan bencana yang diperuntukkan untuk pengadaan bahan material penutup lubang dan tanggul penghalang tanah agar tidak longsor. Bantuan yang diantar langsung oleh Rektor UNY, Prof. Dr. Sutrisna Wibawa, M.Pd., juga disertai sembako bagi warga di sekitar bencana.
“Penyerahan bantuan merupakan bentuk kepedulian universitas. Kami sekaligus melaksanakan program monitoring ke beberapa mahasiswa Bidikmisi di Gunungkidul,” ujar Sutrisna disela meninjau lokasi bencana.
Disebutkan, selain mengunjungi beberapa mahasiswa Bidikmisi, rombongan juga menyambangi wisudawan yang menderita kanker dan mahasiswa di sebuah sekolah tinggi swasta di Yogyakarta yang kesulitan membayar biaya kuliah. (Kandar)