GUNUNGKIDUL, (KH),– Dalam rangka HUT Bhayangkara ke-72 Polres Gunungkidul bekerjasama dengan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Gunungkidul menggelar Tabligh Akbar di halaman Mapolres Gunungkidul, Selasa, (8/5/2018) malam.
Tabligh akbar terasa istimewa, sebab hadir sebagai pemberi tausiyah mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Prof. Dr. Mohammad Mahfud MD., S.H., S.U. Kehadirannya pula yang mampu menarik antusiasme ribuan masyarakat hadir untuk mendengarkan ceramahnya.
Atas terselenggaranya kegiatan tersebut, Ketua Tanfidziyah NU Gunungkidul, H. Arief Gunadi mengucapkan terimakasih kepada Polres Gunungkidul yang telah bersinergi dengan NU. Dimana keduannya mempunyai prinsip-prinsip dasar yang sama, yakni dengan seluruh lembaga negara bersatu dalam upaya tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Atas nama PCNU Kabupaten Gunungkidul, pihaknya mengucapkan Dirgahayu Polri ke 72. “Semoga senantiasa diberikan rahmat dan ridho dari Allah SWT sehingga dapat terus mengayomi masyarakat,” harap Arif Gunadi.
Pada kesempatan tersebut, Kapolda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Brigjen Polisi Drs. H. Ahmad Dofiri, M.Si., berpesan kepada masyarakat lebih berhati-hati menjelang gelaran pesta demokrasi pada 2019 mendatang.
“Masyarakat agar tetap tenang menjaga kondusifitas wilayah. Caranya dimulai dari menjaga ketentraman di lingkungan keluarga dan tetangga serta komunitas yang lain,” himbau Kapolda.
Di luar itu, Kapolda menyebut, masyarakat saat ini hidup di dua dunia, yakni dunia maya dan dunia nyata. Pihaknya mengajak masyarakat untuk kembali hati-hati saat menggunakan atau mengakses dunia maya atau media sosial.
“Sebab, banyak peristiwa keributan muncul akibat informasi di dunia maya yang tidak sesuai fakta di lapangan. Banyak kerusuhan terjadi di berbagai wilayah Indonesia akibat media sosial,” ujarnya.
Masyarakat juga diminta jangan sekali-sekali mengunggah berita yang tidak benar. Serta jangan termakan hasutan yang bersumber dari medsos.
Sementara itu, Prof. Mahfud MD saat memberikan tausiyah di hadapan ribuan jamaah tabligh akbar menegaskan bahwa NKRI harus dijaga dengan segala keberagamannya. Sebab, memang NKRI dibangun dengan penuh keberagaman.
“Keberagaman itu adalah ciptaan Tuhan. Jangan anda marah kepada orang yang berbeda,” tandasnya.
Contohnya, ada yang beda agama, lalu marah. Padahal, menurut Dosen Fakultas Hukum, Universitas Islam Indonesia itu, Allohlah yang menciptakan perbedaan itu.
“Dalam penggalan Surat Al Maidah ayat 48, mengandung arti; kalau Alloh mau, maka kamu semua jadi satu jenis saja. Agama satu, suku satu, bangsa satu dan seterusnya. Tidak ada Madura, Batak, Jawa atau Bugis. Budayanya juga satu semua,” tutur Mahfud.
Dirinya yakin, Alloh pasti bisa menyamakan. Sebab Alloh atau Tuhan itu berkuasa. Kalau tidak mampu, maka bukan Alloh.
Lebih jauh disampaikan, Alloh sengaja ciptakan banyak perbedaan untuk menguji keimanan umat manusia. Apakah di dalam perbedaan-perbedaan kelompok itu bisa berbuat baik atau tidak. Bisa berlomba-lomba dalam kebaikan atau tidak.
“Begitulah manusia yang benar, muslim yang benar. Janganlah ikut-ikutan orang yang suka ngamuk karena perbedaan,” tandas suami dari Zaizatun Nihayati, SH ini. (Kandar)