Produksi Garam Pantai Sepanjang Belum Maksimal

oleh -6990 Dilihat
oleh
ilustrasi petani garam. foto: istimewa.
ilustrasi petani garam. foto: istimewa.

TANJUNGSARI, (KH),– Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Gunungkidul memberikan sosialisasi pembuatan garam kepada sejumlah petani garam di Pantai Sepanjang, Tanjungsari. Sosialisasi diberikan sebagai langkah awal adanya rencana proksuksi garam kualitas import di kawasan tersebut.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten, Khairudin mengatakan, rencana adanya produksi garam kualitas import tersebut merupakan tindak lanjut dari rencana Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam kunjungan kerja beberapa waktu lalu.

“Sosialisasi sudah kita berikan, sesuai dengan program pemerintah propinsi,” kata Khairudin saat dihubungi media, Kamis 25 Oktober 2017.

Khairudin mengatakan, saat ini seluh aktifitas pembuatan garam di Pantai Sepanjang memang tengah berhenti akibat hujan yang tidak menentu. Sehingga pihaknya mengakui jika produksi garam di tempat tersebut jauh dari kata optimal. Meski demikian DKP terus mendorong masyarakat sekitar untuk memproduksi garam.

“Rencana produksi garam kualitas import itu nantinya akan menggunakan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DIY Tahun anggaran 2017 dan 2018,” jelasnya.

Sementara Ketua Kelompok Petani Garam Sepanjang Lestari, Priyo Subyo mengakui, sejak hujan turun yang tidak menentu proses pembuatan garam untuk sementara dihentikan. Lahan yang biasa digunakan untuk menggelar terpal berubah fungsi menjadi lahan pertanian.

“Untuk sementara terpalnya kita simpan, karena lahan kita gunakan untuk menanam jagung,” ungkapnya.

Priyo menambahakan, jika cuaca mendukung seperti adanya terik matahari yang cukup, produksi garam hasilnya memang menjanjikan. Pihanya mengaku untuk menghasilkan garam yang berkualitas memang dibutuhkan peralatan dan tempat yang memadahi.

“Kita pernah mencoba dengan menggunakan terpal yang lebarnya 4×6 meter persegi, mampu menghasilkan 30 hingga 40 kilogram, yang kita jual dengan harga Rp. 5. 000 perkilogram,” ungkapnya. (Wibowo)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar