Pipa PDAM Bocor, Puluhan Warga Antri Ambil Air di Pinggir Jalan

oleh -525 Dilihat
oleh
Antri ambil air
Warga antri ambil air dari pipa PDAM yang bocor. (Istimewa)

SAPTOSARI, (KH),– Pemandangan agak berbeda terlihat di ruas jalan yang melintasi Kalurahan Kanigoro menuju Kalurahan Krambilsawit, Saptosari, Gunungkidul.

Minggu (30/5/2021), di antara deretan mobil dan motor para wisatawan yang ingin berwisata ke pantai, tampak para penduduk berkumpul di pinggir jalan dengan membawa jerigen. Mereka antri untuk mendapatkan air.

Kemarau yang mulai melanda pada tahun 2021 ini, memaksa masyarakat Gunungkidul harus menghadapi agenda rutin tiap tahun, yaitu kesulitan mendapat air bersih. Begitupun masyarakat di Padukuhan Klumpit, Kalurahan Krambilsawit, Kapanewon Saptosari.

Kesulitan air yang harus dihadapi, membuat mereka harus rela menempuh jarak sekitar 2 kilometer dan mengantri untuk mengambil air dari pipa PDAM yang bocor.

Salah seorang warga yang ikut mengantri, Puji Rahayu (51), mengatakan, awalnya ada informasi warga yang melihat ada rembesan air dari tanah di pinggir jalan. Setelah digali warga mendapati adanya kebocoran pipa PDAM.

“Kemudain ada beberapa warga yang membuat lubang kecil dengan ukuran 60×50 centimeter dengan kedalaman hanya 20 centimeter, lumayan bisa untuk menampung air dan bisa kami ambil,” terang Puji.

Kebocoran pipa PDAM terjadi pada sambungan pipa. Walau tidak begitu deras, air tampak keluar terus menerus.

“Kami memanfaatkan air dari pipa bocoran PDAM untuk kebutuhan sehari-hari, seperti untuk minum, mandi, dan untuk kebutuhan ternak”, lanjut Puji.

Menurutnya walau air sedikit keruh, tapi Ia dan warga lainnya merasa bersyukur bisa mendapatkan air secara gratis.

“Memang sedikit keruh, namun masih bisa dimanfaatkan dari pada harus beli tangki air,” ungkapnya.

Rebiyati (56), warga lain yang ikut mengantri menyatakan bahwa sebelum ada air bocor, saat kekeringan dia dan warga lainnya harus membeli air bersih untuk keperluan sehari-hari.

“Bantuan dari Pemerintah terkadang tidak mencukupi kebutuhan. Kami harus membeli air dari tangki swasta seharga Rp150 ribu hingga Rp160 ribu dengan kapasitas sebanyak 5 ribu liter,” kata Rebiyati.

Rebiyati mengaku bahwa setiap hari ia mendatangi pipa PDAM yang bocor itu dengan membawa dua jerigen bersama warga lain.

“Baru musim kemarau ini, tahun kemarin belum bocor. Ya Alhamdulillah bisa mendapat air bersih tanpa beli,” kata Rebiyati. [Edi Padmo]

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar