PLAYEN, (KH),– Dimusim tanam ke dua, Kelompok Tani (Poktan) Gemah Ripah, Desa Logandeng, Kecamatan Playen, Gunungkidul kembali menanam padi. Padi varietas baru serta memiliki kualitas unggul yang dipilih yakni Inpari 24, padi yang menghasilkan beras merah.
Penanaman padi ini merupakan bagian program peningkatan Indeks Pertanaman (IP) Padi yang mendapat pendampingan Balai Penelitian Tanaman Pangan (BPTP) Balitbangtan Yogyakarta.
Ketua kelompok tani Gemah Ripah, Sungkono melaporkan, sebelumnya pola tanam di lahan pertanian yang dilakukan yakni menanam padi pada musim tanam pertama, lantas dilanjutkan Palawija dan hortikultura.
“Karena ada sumur pompa maka upaya tanam padi pada musim tanam ke 2 dilakukan. Tetapi sebetulnya jarang yang mau alasannya nanti diserang burung dan lain-lain,” ungkap Sungkono.
Namun demikian, upaya dicoba terus- menerus. Tahun lalu musim tanam yang ke dua penanaman padi oleh anggota kelompok tani hanya dilakukan pada lahan seluas 1 hektar saja. Ternyata berhasil panen.
“Maka tahun 2019 ini dicoba ditanam seluas 20 hektar. Bantuan dari BPTP untuk lahan 8 hektar sudah ditanam sebanyak 80%,” jelas Sungkono.
Kepala BPTP DIY, Dr. Joko Pramono, MSc saat hadir dalam gerakan tanam, mengucapkan terimakasih kepada Poktan yang telah bekerjasama dengan BPTP turut serta memajukan pertanian dengan bersedia mencoba menanam padi pada musim tanam ke 2.
“Yang dikenalkan Vub padi baru inpari 24 merupakan penghasil beras merah yang pulen dan wangi. Serta harga jual beras merah lebih tinggi dari beras biasa,” terang Joko Pramono.
Pihaknya berjanji BPTP akan mendampingi dari awal hingga nanti panen.
Dalam kesempatan yang sama, Staf Ahli Menteri Pertanian, Ir. Banun Harpeni MSc selaku PJ UPSUS DIY menilai, bahwa masyarakat petani Gunungkidul sangat inovatif, sangat mengenal varietas unggul padi dan komoditas unggulan lainya.
Pihaknya mengapresiasi pada petani dan poktan yang siap menanam padi sebanyak 2 kali pada lahan kering. Dirinya juga berjanji jika ada kesulitan mengenai air akan dicoba bantu pemecahannya.
“Saya sangat menghargai pemilihan padi beras merah yang berpotensi untuk ekspor,” kata Banun Harpeni.
Menurutnya, beras merah memiliki potensi nilai yang lebih. Dirinya berharap Gunungkidul bisa menjadi kabupaten beras merah sekaligus juga muncul adanya desa mandiri benih khususnya padi beras merah. (Kandar)