Pertahankan Status Gudang Ternak, BAPPEDA Dukung Peningkatan Populasi Sapi di Gunungkidul

oleh -2669 Dilihat
oleh
BAPPEDA
BAPPEDA Gunungkidul menggelar FGD bagi SDM di lingkup DPP. (KH)

GUNUNGKIDUL, (KH),– Gunungkidul menyandang predikat sebagai Gudang ternak di DIY. Kebutuhan ternak khususnya kambing dan sapi di DIY dan wilayah sekitarnya banyak disuplai oleh peternak dari Gunungkidul.

Tingginya produktivitas peternakan mendorong pemerintah merealisasikan program guna mempertahankan serta meningkatkan populasi ternak di Gunungkidul. Salah satu program yang pernah dijalankan yakni program pembibitan sapi jenis Peranakan Ongole (PO) pada 2015. Kelompok ternak di Kapanewon Wonosari dan Playen menjadi pilot project program tersebut.

Kepala Bidang Penyuluhan Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Gunungkidul, drh. Retno Widyastuti menyebutkan, program tersebut mampu mendongkrak jumlah ternak di Gunungkidul. Selanjutnya, program-program yang serupa yang memungkinkan dilanjutkan tak bisa direalisasikan karena Dinas Peternakan dilebur menjadi satu dengan Dinas yang membidangi pertanian.

“Bahkan program-program yang berkaitan dengan peternakan bisa dibilang mengalami kemunduran,” terang Retno, Selasa (7/12/2021).

Optimisme sektor peternakan kembali berpeluang mendapat perhatian lebih setelah terbitnya Perda Nomor 3 tahun 2021 mengenai pembentukan Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) baru yang fokus pada bidang peternakan. OPD baru tersebut akan terwujud tahun 2022 mendatang.

Retno yakin, implementasi anggaran melalui skema berbagai program akan kembali meneguhkan Gunungkidul sebagai gudang ternak. Bahkan populasinya dapat terus ditingkatkan.

Sejalan dengan itu, BAPPEDA Gunungkidul yang membidangi Penelitian, Pengembangan dan Pengendalian turut ambil bagian. BAPPEDA menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) dengan peserta penyuluh pertanian dan petugas Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) di Gunungkidul.

FGD kerjasama BAPPEDA dan DPP tersebut merupakan hasil kelitbangan dan pengembangan inovasi daerah dengan tajuk Penguatan Manajemen Pemeliharaan Ternak Dalam Rangka Peningkatan Populasi Sapi di Kabupaten Gunungkidul.

Ternak
BAPPEDA Gunungkidul menggelar FGD bagi SDM di lingkup DPP. (KH)

Kepada Bidang Penelitian, Pengembangan dan Pengendalian (Litbangdal) BAPPEDA Gunungkidul, Hadi Hendro Prayoga, S.IP menyebutkan, BAPPEDA mendatangkan dua nara sumber, diantaranya drh. Budiyanto MP. Ph.d menyampaikan materi Manajemen Pembinaan Kelompok dan Dr. drh. R. Yuriadi MP menyampaikan materi Manajemen Kesehatan Sapi Potong Ruminansia Kecil.

“Kami dukung predikat gudang ternak dengan menggelar FGD yang diisi narasumber berkompeten dalam dunia peternakan, materinya mengenai aspek pengelolaan peternakan mulai dari pemeliharaan ternak, kesehatannya, bagaimana membuat kandang yang baik, pakan yang pas sesuai dengan usia, dan lain-lain,” terang Hendro disela FGD di aula DPP, Senin (6/12/2021).

Di luar itu, peserta FGD juga dibekali dengan pengetahuan mengenai manajemen kelompok. Diantaranya pengelolaan keuangan, dinamika kelompok, serta usaha-usaha yang berorientasi pada profit.

“Upaya ini juga menjadi bagian pembekalan SDM di lingkup bidang peternakan dalam menyongsong pembentukan OPD baru tahun 2022. Harapannya pengetahuan dapat disosialisasikan ke peternak maupun kelompok ternak sehingga menunjang peningkatan populasi sapi. Tak hanya menjadi gudang ternak bagi DIY, tetapi diharapkan ke depan bisa memasok ternak ke berbagai kota, atau cakupan distribusinya nasional,” harap Hendro.

Terpisah, Sekretaris DPP Gunungkidul, Raharjo Yuwono menyambut baik sinergi lintas sektor yang terjalin. SDM yang mengikuti FGD diharapkan bertambah kompetensinya sehingga mendukung ketugasan dikemudian hari.

Ternak
FGD digelar dalam rangka mendukung peningkatan populasi ternak sapi di Gunungkidul. (KH)

Dirinya mengungkapkan, populasi ternak khususnya sapi saat ini berkisar hingga 150.000-an. Perkembangan datanya, setidaknya ada kelahiran baru yang mencapai sekitar hampir 20.000-an. Demi data yang valid, seluruh komponen di DPP saat ini sedang melakukan pendataan ulang.

“Data baru dan lebih valid ini nanti akan dipakai sebagai basis rujukan kebijakan manakala dinas baru terbentuk. Program dengan basis data yang valid akan mendukung efektivitas capaiannya,” katanya. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar