Perantau Muda Gunungkidul Tetap Setia Nguri-uri Budaya Leluhurnya

oleh -4352 Dilihat
oleh

JAKARTA, kabarhandayani,– AMIKG (Angkatan Muda Ikatan Keluarga Gunungkidul) mengadakan kegiatan dialog ke-Gunungkidul-an pada hari Minggu lalu (14/09/2014). Kegiatan ini digelar di sekretariat AMIKG Jalan Taman Lebak Bulus Blok L15 Jakarta Selatan dalam rangka ulang tahun AMIKG ke-1.
Tema yang diusung dalam dialog tersebut adalah “Mbangun Jiwa Muda-Mudi Dhaksinarga” yang disampaikan oleh Adhie M Massardi, budayawan yang pernah menjabat sebagai staf khusus di masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid. Dalam dialog tersebut, Adhie menyampaikan bahwa membangun jiwa dan karakter pemuda sangat penting. Pemuda menjadi salah satu ujung tombak pembangunan dalam suatu komunitas, organisasi, daerah bahkan sebuah bangsa.
“Basis paguyuban menjadi salah satu media bagi kawula muda untuk bereaksi dan berkreasi. Untuk itu, terus kembangkan AMIKG agar menjadi wadah untuk saling bersilaturahmi dan membangun tali persaudaraan, sehingga timbul semangat untuk membangun kampung halaman. Tunjukkan bahwa warga perantau juga mempunyai rasa memiliki dan handarbeni terhadap tanah kelahirannya. Jangan jadikan jarak sebagai jurang pemisah, tapi jadikan itu sebagai motivasi untuk selalu membangun kampung halaman,” papar Adhie dalam dialognya.
Selain Adhie M Massardi, pegiat seni pedalangan Gunungkidul, Yudi Betrant juga mengobarkan semangat jiwa muda untuk selalu menjaga nilai nilai budaya yang ada di Gunungkidul.
“Jangan sampai warga perantau kehilangan jati dirinya. Sebagai warga asli Gunungkidul, seharusnya tetap menjaga kekayaan budaya Gunungkidul. Dari jauh pun itu bisa dilakukan, salah satunya dengan belajar kesenian asli Gunungkidul. Jadi regenerasi tetap ada baik dari Gunungkidul maupun dari tanah perantauan,” papar Yudi dalam dialognya.
Sementara itu, Sastro Hardjanto, ketua panitia kegiatan yang juga menjabat sebagai Sekjen AMIKG mengatakan, dialog tersebut sengaja dipilih untuk membangkitkan semangat muda dan rasa memiliki terhadap tanah kelahirannya yaitu Gunungkidul.
“Dengan dialog ini diharapkan bisa memetakan langkah dan sinergi sebagai warga Gunungkidul maupun antar komunitas sehingga  kedepan terjalin aliansi komunitas atau paguyuban yang bisa bekerjasama dalam sebuah persaudaraan dan kebersamaan,” harapnya.
Hadir dalam dialog tersebut Gampang Harjono (Pembina AMIKG), Edy Sukirman (Wakil Ketua IKG), Andre Prasetyo (Ketua AMIKG), dan berbagai komunitas dari Gunungkidul di antaranya IKASMUKA (Ikatan Alumni SMK Muhammadiyah Karangmojo), RIMBA (Rukun Iku Migunani Banget), IKARAGIL (Ikatan Anak Rantau Gunungkidul), MAWAR KAPAS (Manunggal Warga Kecamatan Paliyan), PAGUPON (Paguyuban Keluarga Kecamatan Ponjong) dan komunitas lainnya.
Dalam satu tahunb usianya, AMIKG telah berkontribusi terbaiknya untuk Gunungkidul melalui berbagai kegiatan, baik dalam bidang sosial, kepemudaan dan olahraga, seni dan budaya dan kegiatan-kegiatan yang lainnya. (Sidik/Jjw).

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar