KARANGMOJO, kabarhandayani.– Sudah menjadi kegiatan rutin tahunan, Paguyuban Seni Tradisional Doger dan Jatilan Baung Seto menggelar atraksi budaya dalam rangka syawalan. Tahun ini, atraksi budaya tersebut digelar pada hari Rabu (30/7/2014) di Balai Desa Jatiayu.
Pentas Baung Seto yang diselenggarakan dalam rangka syawalan ini tak pernah sepi dari penonton, bahkan tahun ini lebih ramai dari tahun sebelumnya. Hal ini karena Baung Seto gencar melakukan promosi baik melalui sms maupun jejaring media sosial sebelum pentas.
Ketua Paguyuban Kesenian Baung Seto Puji Widodo mengatakan, bahwa kegiatan sudah diselenggarakan selama lima tahun berturut-turut. Dibawah asuhannya, Paguyuban Baung Seto yang beralamat di Padukuhan Candi VII, Desa Jatiayu, Kecamatan Karangmojo ini sudah mengalami pergantian personil beberapa kali.
“Pergantian personil itu pasti, inilah yang disebut proses. Pergantian personil ini bukan berarti ada kejenuhan atau kegagalan, namun karena memang ada regenerasi. Jadi yang sudah sepuh pasti ada penggantinya karena memang sudah kita siapkan. Buktinya kita masih bisa melestarikan salah satu kesenian daerah ini walaupun selalu terjadi pergantian personil,” katanya.
Puji Widodo menambahkan, bahwa pentas ini terselenggara berkat swadaya mandiri dari pertemuan rutin yang diadakan setiap Sabtu Pahing. Pertunjukkan Baung Seto kali ini tidak melakukan atraksi yang ekstrim karena kegiatan diadakan dalam rangka syawalan.
“Kalau dalam rangka Syawalan, kita tidak melakukan atraksi yang ektrim. Jadi, sifatnya hanya menghibur saja. Kalau acara lain seperti tujuh belasan kami pasti melakukan atraksi ekstrim. Selain sebagai pengisi acara Syawalan, kegiatan ini juga bertujuan untuk menghidupkan kesenian asli daerah,” tambahnya.
Sementara itu, Wasno, salah satu anggota paguyuban Baung Seto mengungkapkan kegembiraanya karena bisa turut serta memeriahkan pentas seni tradisional tersebut.
“Saya sebenarnya asli Semanu, tapi sekarang sudah menetap di sini, akhirnya ikut gabung di paguyuban ini. Merasa bangga bisa ikut serta melestarikan kesenian tradisional asli daerah, apalagi bisa menghibur masyarakat,” ungkapnya.
Hingga pukul 15.30 WIB masyarakat masih berdatangan menambah keramaian pentas budaya tersebut. Tak hanya masyarakat sekitar saja yang tertarik menyaksikan pentas Baung Seto. Bunyi gamelan yang khas juga mengundang perhatian para pengendara motor yang melintas di depan Balai Desa Jatiayu. Merekapun menepi untuk ikut menyaksikan kemeriahan acara tersebut. (Sidik/Jjw)
Pentas Baung Seto yang diselenggarakan dalam rangka syawalan ini tak pernah sepi dari penonton, bahkan tahun ini lebih ramai dari tahun sebelumnya. Hal ini karena Baung Seto gencar melakukan promosi baik melalui sms maupun jejaring media sosial sebelum pentas.
Ketua Paguyuban Kesenian Baung Seto Puji Widodo mengatakan, bahwa kegiatan sudah diselenggarakan selama lima tahun berturut-turut. Dibawah asuhannya, Paguyuban Baung Seto yang beralamat di Padukuhan Candi VII, Desa Jatiayu, Kecamatan Karangmojo ini sudah mengalami pergantian personil beberapa kali.
“Pergantian personil itu pasti, inilah yang disebut proses. Pergantian personil ini bukan berarti ada kejenuhan atau kegagalan, namun karena memang ada regenerasi. Jadi yang sudah sepuh pasti ada penggantinya karena memang sudah kita siapkan. Buktinya kita masih bisa melestarikan salah satu kesenian daerah ini walaupun selalu terjadi pergantian personil,” katanya.
Puji Widodo menambahkan, bahwa pentas ini terselenggara berkat swadaya mandiri dari pertemuan rutin yang diadakan setiap Sabtu Pahing. Pertunjukkan Baung Seto kali ini tidak melakukan atraksi yang ekstrim karena kegiatan diadakan dalam rangka syawalan.
“Kalau dalam rangka Syawalan, kita tidak melakukan atraksi yang ektrim. Jadi, sifatnya hanya menghibur saja. Kalau acara lain seperti tujuh belasan kami pasti melakukan atraksi ekstrim. Selain sebagai pengisi acara Syawalan, kegiatan ini juga bertujuan untuk menghidupkan kesenian asli daerah,” tambahnya.
Sementara itu, Wasno, salah satu anggota paguyuban Baung Seto mengungkapkan kegembiraanya karena bisa turut serta memeriahkan pentas seni tradisional tersebut.
“Saya sebenarnya asli Semanu, tapi sekarang sudah menetap di sini, akhirnya ikut gabung di paguyuban ini. Merasa bangga bisa ikut serta melestarikan kesenian tradisional asli daerah, apalagi bisa menghibur masyarakat,” ungkapnya.
Hingga pukul 15.30 WIB masyarakat masih berdatangan menambah keramaian pentas budaya tersebut. Tak hanya masyarakat sekitar saja yang tertarik menyaksikan pentas Baung Seto. Bunyi gamelan yang khas juga mengundang perhatian para pengendara motor yang melintas di depan Balai Desa Jatiayu. Merekapun menepi untuk ikut menyaksikan kemeriahan acara tersebut. (Sidik/Jjw)