Pengrajin Blangkon Bantul, Produk Lokal Raih Pasar Global

oleh -5027 Dilihat
oleh
Blangkon
Melihat produksi Blangkon di YAD Blangkon. (dok. Lugi Prianto)

GUNUNGKIDUL, (KH),– Pengrajin Blangkon dengan brand YAD Blangkon berada di Kentolo Kidul, RT. 06 Guwosari, Pajangan, Bantul, Yogyakarta. YAD Blangkon masuk dalam kategori usaha skala kecil/menengah.

Industri kerajinan busana khas daerah itu didirikan oleh Sumaryadi tahun 2000-an silam. Mulanya seluruh produk kerajinan dikerjakan oleh anggota keluarga. Untuk memenuhi permintaan, sesekali melibatkan tetangga.

“Awalnya hanya coba-coba membuat Blangkon, kemudian saat dipasarkan ternyata banyak peminat,” kenang Sumaryadi.

Pada tahun-tahun awal, Blangkon yang dibuat hanya sebatas Blangkon khas Yogya saja. Seiring waktu berjalan, dibuat pula Blangkon khas daerah lain.

“Permintaan makin tinggi, kami lantas melibatkan belasan orang sebagian besar tetangga sebagai karyawan,” lanjut Sumaryadi.

Tak hanya lingkup lokal, pasar Blangkon YAD juga menyasar beberapa kota.

Pemasaran yang ditempuh dengan dua metode, yakni secara langsung ke toko-toko batik dan toko cindera mata serta dijual pula melalui online lewat markerplace.

Saat perkembangan skala usaha sedang baik, Pandemi COVID-19 merebak. YAD Blangkon tiba-tiba mengalami penyusutan permintaan.

“Kami sempat berhenti produksi selama 3 bulan karena sama sekali tak ada permintaan,” kenangnya.

Pasca pandemi mereda, Sumaryadi kembali gigih memasarkan Blangkon bikinannya. Pelan tapi pasti, pasar kembali diraih YAD Blangkon. Hingga kemudian ia pernah memperoleh pesanan sebanyak 3.000 unit Blangkon dari Malaysia.

Pesanan yang banyak berdampak pada volume pekerjaan yang ditanggung karyawan. Mereka cukup kewalahan. Pendiri YAD Blangkon memutar otak guna menyelesaikan pesanan yang melampaui kapasitas karyawan.

Sumaryadi kemudian merintis jejaring dengan pengrajin yang memiliki produk serupa. Komunitas yang berhasil dibentuk sekarang bisa diandalkan. Apabila kuantitas pesanan naik signifikan, Sumaryadi tinggal memesan ke pengrajin lain.

“Pasar luar negeri akan terus kami tembus. Selain sembari turut melestarikan busana daerah, kami juga berniat mengenalkannya secara luas ke berbagai negara,” tegas dia.

Sumaryadi punya misi, keberadaan YAD Blangkon mampu menjadi industri kerajinan yang meningkatkan kesejahteraan warga di sekitarnya.

Penulis : Lugi Prianto dan Ignatius Soni Kurniawan, S.E, M. Sc (Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar