Setelah dua hari perendaman biasanya ujung batang ficus telah terangsang untuk tumbuhnya akar. Setelah itu kita memasukkannya atau menanamnya di dalam polybag atau bedengan. Sebelumnya polybag kita isi dengan media tanah berhumus atau berkompos. Sebaiknya kita tidak menggunakan pupuk kandang terlebih dahulu sebagai media tanam. Stek batang yang telah ditanam di polybag kita letakkan di tempat yang sejuk, tidak terkena sinar matahari secara langsung. Kita bisa menggunakan sungkup berbahan plastik transparan, atau dedaunan yang dibuat payon atau payung-payungan. Tujuannya untuk mengurangi penguapan air. Setiap hari kita perlu rajin menyiraminya. Kelak, setelah kurang lebih 20 hari, akan tumbuh tunas pada batang ficus yang kita stek. Ketekunan dan konsistensi menjaga bibit ficus menjadi siap tanam sangat kita perlukan. Minimal berumur 6 bulan, atau sebaiknya satu tahun, bibit ficus telah siap kita tanam untuk menggantikan resan-resan yang lain.
Ficus atau beringin sebagai tanaman konservasi air memang tidak memiliki nilai ekonomis langsung ke masyarakat. Bisa dikatakan bahwa pemahaman masyarakat jaman sekarang terkadang terbawa sifat serba instan. “Beringin adalah omah dhemit”: begini beberapa masyarakat memiliki anggapan. Beringin banyak menyita lahan. Beringin menghasilkan banyak sampah; dan lain-lain. Oleh sebab seperti ini maka penanaman ficus muda pada nantinya bisa dikombinasi dengan tanaman buah. Selain memberi stimulan kepada masyarakat agar mau menanam ficus di suatu lahan, terlebih lahan sabuk hijau, kombinasi dengan penanaman tanaman buah juga bisa mengundang kedatangan burung-burung, sehingga dapat mengembalikan ekosistem sumber air yang ideal.
Penanaman di kala musim hujan sangat membantu keberlangsungan calon resan muda. Di musim kemarau kerja menjaga kehidupan calon resan semakin berat. Mencukupi kebutuhan air bagi calon resan amat diperlukan. Konsistensi menyirami paling tidak 2 hari sekali sangat penting. Agar meminimalisasi gangguan dari hewan dan manusia, calon resan muda perlu dibuatkan batas (srumbung) dari bambu atau kayu. Jika perlu, pada srumbung diberi tulisan bahwa itu adalah tanaman konservasi, siapa pun dilarang mengganggu atau merusaknya.
Selain itu, kerja menjaga tumbuhnya resan muda perlu dilakukan secara bersama-sama oleh masyarakat lokal dimana resan itu ditanam dan ditumbuhkan. Kekuatan bersama (komunitas) berperan besar. Terlebih lagi peran para taruna-muda. Di pundak para taruna muda lah kerja berat nan panjang menjaga kehidupan dan kelestarian resan beserta lingkungan tempat tumbuhnya digantungkan.
Salam Resan, Salam Lestari!
————————————–
[Penulis: E. Padmo]