WONOSARI, (KH) — Guna mengantisipasi banyaknya korban sengatan ubur-ubur beracun yang ada di sepanjang pantai selatan, Pemkab Gunungkidul melalui Dinas Kesehatan akan menambah stock alchohol dan amoniak di sejumlah pos penjagaan SAR dan pos jaga di setiap pantai. Hal ini dilakukan mengingat banyaknya jumlah ubur-ubur beracun yang mengambang akibat sudah tidak adanya curah hujan, dan dua cairan tersebut merupakan larutan penawar rasa sakitnya.
Koordinator SAR Wilayah II, Marjono menjelaskan, ada 22 titik penjagaan di sepanjang pantai Gunungkidul. Pada setiap titik dibutuhkan masing- masing satu perangkat obat penawar rasa sakit berupa amoniak, alkhohol dan kapas. Sementata di tahun sebelumnya, Marjono menjelaskan, obat-obat yang diberikan Pemkab melalui Puskesmas dirasa masih kurang.
“Saya meminta Pemerintah menambah stok obat, karena pada Tahun ini curah hujan minim, sementara angin dan gelombang mengarah ke darat,” ucapnya, Jumat (10/07/2015).
Ia menjelaskan, bila dibandingkan jumlah kasus sengatan ubur-ubur antara Tahun 2013 dan 2014 memamg mengalami penurunan, yakni 547 kasus menjadi 65 kasus. Menurut Marjono, ini lantaran pada Tahun 2014 curah hujan masih tinggi. Di Tahun ini curah hujan hampir tidak ada, sehingga ada dugaan jumlahnya akan melonjak jauh.
“Jangan difikir akan terus berkurang, kita melihat cuaca,” imbuhnya.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan , Agus Prihastoro menjelaskan, akan melakukan koordinasi dan memaksimalkan fungsi puskesmas di sekitar jalur wisata.
“Ya, pasti, bila dibutuhkan, akan ditambah. Kita belum koordinasi,” pungkasnya. (Andri)