WONOSARI, (KH)— Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2015, Gunungkidul masih merupakan daerah yang memiliki angka kemiskinan tertinggi dibanding daerah lain di DIY, yaitu sebesar 21,75 persen.
Data tersebut menunjukkan bahwa besaran angka kemiskinan di Gunungkidul belum mengalami penurunan atau perbaikan yang signifikan. Meski Pemerintah Kabupaten (Pemkab) mengklaim telah mengintensifkan dan memperbaiki kualitas program-program penanggulangan kemiskinan.
“Sejumlah penilaian mengatakan bahwa antara kondisi riil dan data angka kemiskinan di Gunungkidul cenderung kontradiktif, tentunya harus disikapi secara bijaksana,” terang Bupati dalam sambutan.
Yang menjadi pertanyaan, lanjut bupati, apakah perkembangan pariwisata yang sangat masif di Gunungkidul ini tidak memberi dampak positif terhadap perbaikan angka kemiskinan?. Seperti diketahui, perkembangan pariwisata dengan berbagai jenis destinasi memberi dampak pada akses lapangan kerja.
Untuk itu, dengan prinsip pengelolaan partisipatif, trasparan, akuntabel, inklusif dan berkelanjutan, selasa, (25/4/17) di Bangsal Sewoko Projo dilaksanakan launching Sistem Informasi Desa (SID) dan Sistem Informasi Kabupaten (SIK) oleh Bupati Gunungkidul, Badingah, S. Sos, didampingi Wakil Bupati, DR Immawan Wahyudi, M. Hum dan Sekertaris Daerah, Ir.Drajat ruswandono, MT.
Bupati menginstruksikan, agar kades memanfaatkan SID dengan tiga fungsi diantaranya: layanan publik, jurnalisme desa dan pengelolaan data. “SID sudah terkoneksi dengan SIK sebagai dasar penetapan sasaran kegiatan tahun 2018 dan tahun-tahun selanjutnya,” ujar bupati.
Diakhir sambutan bupati memberikan nama SID dan SIK yang menggambarkan semangat dan harapan warga Gunungkidul. untuk SID dengan nama “Sida Samekto” yaitu SID Sarana Mewujudkan Desa Aktif Dan Sejahtera. Dengan filosofi bahwa kata Sida berarti ketetapan hati untuk memulai dan Samekta adalah sikap kesiap-siagaan untuk menjalankan amanah yang diemban.
Sedangkan SIK diberi nama “Sikab Gumregah” yaitu Sistem Informasi Kabupaten Guna Mewujudkan Masyarakat Gunungkidul Sejahtera. Nama tersebut dapat dimaknai sebagai perubahan pola pikir sebelum melangkah, sedangkan Gumregah bermakna bangkit dari posisi pasif menuju langkah aktif.
“Melalui Sida Samekta dan Sikab Gumregah ini mengandung harapan mewujudkan masyarakat Gunungkidul yang sejahtera, dimana menjadi tanggung jawab bersama mulai dari pemerintah desa hingga kabupaten,” jelas bupati.
Sementara itu, Sekertaris Daerah dalam laporanya menyampaikan, saat ini semua desa memiliki domain desa dengan format “nama desa-kecamatan.desa.id”. SID sedianya dapat mendukung pengelolaan sumber daya berbasis komunitas tingkat desa. Harapannya SID dapat memberikan gambaran kondisi desa lebih valid dan akuntabel. (Kandar)