Pedagang Makanan di Tempat Wisata Tak Boleh Lalai

oleh -5198 Dilihat
oleh
Pedagang makanan olahan hasil laut di Pantai Baron. Foto: Jjwidiasta.
Pedagang makanan olahan hasil laut di Pantai Baron. Foto: Jjwidiasta.
Pedagang makanan olahan hasil laut di Pantai Baron. Foto: Jjwidiasta.

WONOSARI, (KH) — Sekretaris Daerah Gunungkidul Budi Martono mengatakan, pemilik restoran, warung makan dan berbagai penjaja makanan yang menggelar dagangan di kawasan wisata diharapkan untuk terus memperhatikan standar higienis yang layak, utamanya kelaikan makanan dan kondisi kebersihannya.

Sebab, kondisi tersebut akan sangat mempengaruhi predikat Kabupaten Gunungkidul sebagai kota tujuan wisatawan yang tak pelak akan menjadi tujuan wisata kuliner. Karena hingga saat ini, Pemkab Gunungkidul belum melakukan monitoring secara ketat, dan secara bertahap akan dilakukan standar higienis makanan dari Dinkes yang wajib dimiliki setiap pedagang di objek wisata.

“Setiap pedagang harus bisa menjamin makanan yang mereka jual higienis. Jangan sampai ada wisawatan yang mengeluh sakit perut, apa lagi keracunan usai menikmati makanan di Gunungkidul, karena bila terjadi ini akan menjatuhan nilai pariwisata kita,” kata Budi Martono di ruang kerjanya, Jumat (2/1/2015).

Budi menjelaskan, standar higienis yang layak merupakan jaminan makanan yang diproduksi terjaga kebersihannya, kualitas higienitasnya serta tidak terkontaminasi virus. Untuk menjaga agar makanan tetap bersih dan sehat, para pengolah dan penyaji makanan di tempat yang menyajikan makanan harus menjaga kebersihan.

“Pentinya standar kesehatan ini akan menjamin jajanan yang ada di Gunungkidul itu sehat dan tentunya berkualitas dalam rangka mewujudkan kuliner wisata Gunungkidul yang profesional,” tegasnya.

Budi juga berharap, para pengelola warung makan tidak melakukan aji mumpung dan menarik ongkos makan yang melebihi standar yang telah ditetapkan, karena dampak tersebut akan merugikan wisatawan yang berimbas kapoknya wisatawan berkunjung di Gunungkidul.

“Pengelolaan wisata memang harus hati-hati, karena destinasi wisata yang sudah berkembang pesat akan bisa hancur dalam seketika, jika pengelolanya tidak memperhatikan faktor-faktor yang harus diperhatikan,” jelasanya. (Juju)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar