
PALIYAN, (KH) — Pasar tradisional Tahunan merupakan pusat jual beli berada di Padukuhan Tahunan, Desa Karangduwet, Kecamatan Paliyan. Aktivitas jual beli di pasar Tahunan dimulai pada pukul 05.00 – 08.00 wib pada hari pasaran Wage dan Pahing.
Aktivitas jual beli tidak hanya dilakukan oleh warga padukuhan Tahunan. Beberapa warga dari Kecamatan tetangga seperti Saptosari, Playen, dan Panggang juga ikut meramaikan aktivitas di pasar tersebut, baik untuk berdagang maupun sedang berbelanja.
Mulai dari pedagang sayuran, lauk pauk, hasil panen, hewan hingga kebutuhan dapur lainnya dapat ditemui di Pasar Tahunan. Aktivitas jual beli yang paling mencolok terdapat pada aktivitas jual beli hasil panen palawija.
Sunarti (47) warga Manggul, Karangasem, Paliyan terpantau sedang menjual jagung hasil panen yang baru saja didapat. Saat ditemui oleh tim KH, ia mengaku untuk harga jual palawija di Pasar Tahunan memang lebih tinggi dibandingkan dengan Pasar Sodo maupun Trowono.
“Selisih harga per kilogram sebesar Rp 500 – 1500, jika dikalikan 50 kilogram bagi petani masih bisa digunakan untuk membeli bumbu dapur,” katanya, Rabu (11/02/2015).
Sama halnya dengan Slamet Riyanto (47) warga Desa Monggol, Kecamatan Saptosari yang akan menjual jagung dengan kendaraannya pulang pergi sebanyak tiga kali. Menurutnya harga beli dari para pengepul di Paliyan lebih tinggi dari pada pengepul lainnya, jadi tidak rugi meskipun harus membeli bensin.
“Meski harus pulang pergi tidak membuat kecewa, karena harga beli di Pasar Tahunan lebih berani,” jelasnya.
Salah satu pengepul palawija, Endri mengatakan, hasil dari palawija yang ia beli langsung dikirimkan ke Tegal. Ia mengaku setiap kali pasaran mendapatkan 50 hingga 100 kwintal palawija. “Jadi tidak rugi karena tidak terlalu lama menyimpan untuk kemudian dijual ke Tegal,” jelasnya.
Ia menambahkan, untuk saat ini harga jagung masih stabil di angka Rp 2500 – 2800 tergantung dari kondisi jagung. Karena kalau jagung yang belum kering resikonya sangat tinggi, jadi harga berbeda. “Jagung basah tetap dibeli jika ada yang menjual, namun selisih harga Rp 1000 – 1200 setiap kilogramnya,” tandasnya. (Atmaja)