Padi Di Gunungkidul Yang Selamat Dari Kekeringan Mulai Dipanen

oleh -
Panen padi musim tanam ke 2 Semin. foto: doc. DPP.

SEMIN, (KH),– Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul melaksanakan safari panen padi di musim tanam kedua setelah kekeringan mulai melanda. Sekaligus melakukan pemantauan dampak kekeringan, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Ir. Bambang Wisnu Broto beserta jajaranya turut serta dalam panen padi.

Di beberapa wilayah dirinya menyampaikan motivasi kepada petani yang terkena dampak kekeringan.

“Turut serta dalam panen musim tanam kedua sekaligus dalam rangka untuk memperoleh data guna penyusunan angka produksi padi tahun 2019,” kata Bambang.

Panen yang telah dilaksanakan lebih dulu berada di Kecamatan Gedangsari pada tanggal 17 Juni 2019. Ladang berada di Dusun Ngasinan, Hargomulyo dengan hasil ubinan 5,3 ton per ha. Sementara, hari ini, Jumat, (21/6/2019) panen dilanjutkan di Ngawen dan Semin.

Panen di Ngawen berlokasi di ladang milik warga yang tergabung dalam Kelompok Tani Tani Maju Sambirejo, Watusigar, Ngawen. Dengan luas tanaman padi di musim tanam kedua mencapai 15 ha. Dari total luas tersebut seluas 4,5 ha merupakan lahan pendampingan dari BPTP. Di kawasan ini kebutuhan airnya disuplai menggunakan sumber air dari Sungai Oya.

Sementara itu, kepala Bidang Tanaman Pangan, Dinas Pertanian dan Pangan, Ir. Raharjo Yuwono menyampaikan, Poktan Tani Maju pada tahun 2018 mendapat kegiatan swakelola pembangunan perpompaan tanaman pangan. Pada musim kering tahun ini keberadaan perpompaan sangat membantu pengairan padi milik petani.

“Biasanya pada musim tanam kedua petani menanam palawija, dengan adanya perpompaan petani bisa tanam padi seluas 15 ha. Hasil ubinan mencapai 5,2 ton Gabah Kering Giling (GKG) per ha,” terang Raharjo.

Petani sangat berterima kasih dengan bantuan perpompaan sehingga berhasil panen padi pada musim tanam kedua.

Panen selanjutnya dilaksanakan di Poktan Sri Rejeki Bedil Kulon, Rejosari Semin dengan luas 7 ha sawah. Di tempat ini berhasil dipanen dengan hasil ubinan 8,1 ton  GKG per ha.

Direncanakan untuk menghadapi kekeringan, kedepan akan diadakan pelatihan studi lapangan mengenai iklim sebagai upaya antisipasi Dampak Perubahan Iklim (DPI) agar petani lebih siap dengan informasi iklim dan antisipasinya. Pelatihan akan bekerjasama dengan BMKG dengan peserta PPL dan POPT sehingga nanti para petugas lapangan bisa mendampingi petani menghadapi perubahan iklim. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar